e enjte, 21 qershor 2007

Edward Said (1935 – 2003)



Edward Said lahir di Palestina, sejak muda dia sudah menjadi aktifis, kritik-kritiknya dituangkan dalam penulisan kesusastraan, dan musik. Suatu hari kekuatan Israel berhasil menguasai Jerusalem barat, sehingga membuat dia dan keluarga mengungsi ke Kairo, Mesir, dia sendiri menuntut ilmu hingga ke Amerika Serikat.
Kritik serangan balik Edward Said terhadap komentar-komentar Israel atas Palestina menggunkan sudut pandang mereka sendiri. Said justru menawarkan jalan damai mencapai tujuan bersama untuk eksistensi Palestina maupun Israel, dan bukan dengan penindasan, pengrusakan, dan penyiksaan. Paham itu adalah orientalisme, yaitu prasangka gigih eurosentris yang sulit dipisahkan dalam melawan orang-orang ArabIslam dan kultur mereka. Orientalisme memandang budaya diluar kebudayaannya secara subyektif dan sepihak, yang kemudian mensubordinasikan budaya luar tersebut.

Nuk ka komente: