e martë, 23 tetor 2007

Muhammad Arkoun (1928 - )


Arkoun lahir di Kabylia, Algeria, ia belajar sejarah dan filsafat di Sarbonne, Paris. Arkoun adalah sarjana Islam yang berpengaruh dalam mempertemukan dunia Islam dan dunia Barat yang non muslim. Dia telah banyak mengarang buku dalam bahasa Perancis maupun Inggris mengenai Islam dan Arab. Hingga saat ini Arkoun sering menjadi dosen di berbagai universitas seperti Princeton University, Louvain La Neuve, institut Pontifical, dsb.
Dalam karirnya Arkoun membawa panji tentang perikemanusiaan dan pandangan modern Islam. Ia mempertimbangkan bagaimana atau memikirkan kembali dunia Islam zaman ini. Arkoun melihat adanya kebekuan penafsiran disebabkan pengaruh sistem dan konvensi yang membangunnya. Arkoun berupaya mengembangkan perluasan medan interpretasi atau penafsiran sambil tetap berpegang pada determinasi transendental untuk hal-hal yang khusus. Demikian pula pada hubungan Islam Barat atau sebaliknya Barat Islam Arkoun menganjurkan dialog secara lebih terbuka dan interpretatif. Meskipun Arkoun dalam banyak tulisannya mengadopsi dekontruksi Derrida, Arkoun lebih afirmatif lewat pandangan pencerahan dekontruksi yang masih membuka ruang bagi proses iluminasi, dengan begitu Arkoun tergolong pemikir postmodern afirmatif.

Jean Paul Sartre (1905 – 1980)



Sartre dilahirkan di Paris, Perancis, ia belajar di ENS (E’Cole Normale Supérieure) dari tahun 1924 – 1929 dan menjadi profesor filsafat pada tahun 1931 di La Havre. Pada tahun 1932 ia mendapat beasiswa dari Husserl dan Heidegger untuk belajar di Berlin, setelah saat itu dia aktif menjadi pengajar dan penulis filsafat.
Sartre adalah seorang filsuf atheis yang tidak dapat atau tidak mau menalar Tuhan. Salah satu kata kunci modernitas adalah subjek, yang berarti ke aku an yang mengerti, menghendaki, dan bertindak. Manusia tidak sekedar hadir di dunia, melainkan hadir secara sadar, dengan berfikir, berefleksi, dengan mengambil jarak, secara kritis, dengan bebas. Disinilah unsur antroposentris filsafat Sartre dimana manusia sebagai pusat, wawasan humanisme Sartre menempatkan manusia sebagai subjek diatas segala-galanya. Bagi Sartre demi keutuhan manusia tidak mungkin ada Allah, hanya kalau tidak ada Allah manusia betul-betul menjadi dirinya sendiri, adanya Allah mencegah manusia menjadi dirinya sendiri. Eksistensialisme Sartre berbeda terbalik 180º dengan eksistensialisme Heidegger.

Emmanuel Lévinas (1906 – 1995)




Lévinas dilahirkan di Kaunas, Lithuania, Perancis. Dia lahir di dalam keluarga Yahudi. Tahun 1923 ia mulai belajar filsafat di universitas Strasbourg, pada tahun 1928 ia pergi ke universitas Freidburg untuk belajar fenomenologi dibawah bimbingan bapak fenomenologi Husserl, di universitas tersebut dia juga bertemu Martin Heidegger yang kemudian keduanya mempengaruhi pemikiran-pemikiran Lévinas. 25 desember 1995 Lévinas meninggal di Paris.
Sepanjang karirnya Lévinas berusaha mengembangkan suatu filsafat etika yang asli dengan tujuan melampaui tradisi ontologi yang netral. Lévinas juga mengembangkan suatu kesadaran transendental dalam filsafat yaitu, suatu kesadaran yang tercakup dalam sebuah kesadaran objektif. Filsafat yang menggali realitas transendental adalah fenomenologi. Menurut Lévinas moralitas adalah pengalaman dasar manusia, pengalaman dasar tersebut bersifat etis, pengalaman dasar tersebut adalah pengalaman untuk bertanggung jawab. Eksistensi fenomenologi paling dasar adalah pengalaman moral sebagai titik tolak kesadaran, sikap, dan dimensi penghayatan manusia sekaligus kesadaran akan Yang Ilahi.

Ihab Hassan (1925 - )



Ihab Hassan lahir di Cairo, Mesir. Orang tuanya adalah pegawai sipil biasa. Pada mulanya ia belajar teknik elektrik di universitas Cairo, namun kemudian dia ke Amerika Serikat untuk belajar bahasa Inggris karena mendapat beasiswa misi persahabatan di bidang pendidikana. Kemudian Hassan memutuskan untuk menetap di Pensi;venia AS untuk waktu yang lama.
Ihab Hassan bersama J. F. Lyotard adalah sarjana pertama yang mengembangkan postmodern yang memiliki resonansi yang sama dengan postrukturalis. Pekerjaan utama Hassan banyak disibukkan di bidang kesusastraan, linguistik, dan semiotika postmodern seperti seni avant garde yaitu seni sebagai bentuk pertentangan terhadap segala bentuk tradisi dan institusi seni mapan. Dalam seni postmodern juga dikenal hibridasi yang merujuk pada proses penciptaan atau replika bentuk mutan lewat perkawinan silang yang menghasilkan entitas campuran yang tak lagi utuh tetapi masih menyisakan sebagian identitas diri dari dua unsur yang dikawinsilangkan.

Sigmund Freud (1856 – 1939)



Sigmund Freud lahir di suatu kota kecil bernama Freidberg di Moravia. Bapaknya adalah seorang pedagang wol yang rajin dan juga seorang komedian, ibunya adalah istri kedua bapaknya. Freud berasal dari keluarga Yahudi dengan otak yang cerdas, ia belajar di sekolah medis, kemudian dia lebih mendalami dan fokus terhadap psikoanalis. Masa mudanya dihabiskan di Viena namun kemudian dia pndah ke Inggris karena saat itu Yahudi dikejar-kejar.
Walaupun Freud ilmuan psikologi, namun teorinya banyak dipakai oleh ilmuan sosial karena psikologi bisa menjadi dasar sosiologis. Beberapa konsep yang diperkenalkan Freud adalah tentang super ego yang terdiri atas suara hati yang berasal dari suatu internalisasi hukuman dan peringatan, yang lain adalah ego ideal yang berasal dari penghargaan positif. Freud juga memperkenalkan teori tentang tahapan psikoseksual manusia yaitu, 1. tahap lisan yaitu saat manusia lahir hingga umur 18 bulan dengan fokus kesenangan pada mulut dan menghisap adalah aktifitas favorit, 2. tahap anal yaitu pada umur 18 sampai 4 tahun dengan fokus kesenangan pada dubur saat melepas buang air besar, 3. tahap kelamin yaitu pada umur 5 – 7 tahun dengan fokus kesengan daerah genital lewat masturbasi, 4. tahap pubertas yaitu pada umur 12 tahun dimana dorongan seksual telah dipengaruhi oleh pendidikan, hukum, moral, dan norma. Bagi Freud libido bukan sekedar hasrat seksual tetapi juga hasrat kepada yang imaterial, karena hasrat adalah pemuasan ego yang merupakan aspek otak. Freud juga memperkenalkan konsep sang pemilik phallus (simbol bapak) dan yang mendambakan phallus (simbol reproduksi) sebagai oposisi biner.

Francis Fukuyama (1952 - )



Francis Fukuyama tempat kelahirannya adalah di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Dia dilahirkan dalam keluarga keturunan Jepang, ayahnya adalah generasi kedua Jepang Amerika yang juga bekerja sebagai sosiolog, ibunya adalah seorang Jepang asli dan bangsawan. Fukuyama memperoleh Phd nya di bidang ilmu pengetahuan politis dari Harvard University.
Esai Fukuyama yang terkenal adalah tentang ujung sejarah (end of history), dimana dia menggambarkan kondisi titik akhir evolusi ideologi umat manusia dan bentuk akhir pemerintahan manusia, yaitu kapitalisme sebagai sistem ekonomi dunia dan demokrasi liberal sebagai sistem pemerintahan dunia. Fukuyama melihat masyarakt dunia semakin homogen dimana tidak ada lagi keragaman budaya atau pilihan budaya, sehingga setiap orang harus merasa betah hidup didalamnya sebagai suatu keniscayaan. Kita berada di akhir sejarah dimana semuanya menjadi kapitalisme dan demokrasi liberal, namun di seberang teorinya mendapat kritik tentang masih banyaknya, kejahatan, kemiskinan, rasisme, ketidaksamaan ekonomi, sebagai suatu kegagalan implementasi prinsip liberal.

Anthony Giddens (1938 - )



Anthony Giddens dilahirkan di Edmonton, London utara, Inggris. Ia memperoleh gelar BA dibidang sosiologi dan psikologi, namun gelar Phd nya di bidang ekonomi. Hingga saat ini ian menjadi profesor dan memberikan kuliah sosiologi dan ilmu pengetahuan politis di Cambridge dan Leicester University.
Topik utama pemikiran Giddens adalah tentang globalisasi, teori strukturasi, dan refleksitas. Refleksitas mengacu pada dugaan bahwa individu dan masyarakat digambarkan tidak hanya dengan sendirinya tetapi berhubungan satu sama lain yang secara terus menerus menggambarkan diri mereka lewat aksi reaksi dan informasi baru. Globalisasi menurut Giddens bukan sekedar perkiraan ekonomi belaka melainkan juga intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia yang menghubungkan tempat jauh dan lokal, peristiwa yang jauh menjadi peristiwa lokal. Sedangkan strukturasi bahwa dalam rangka memahami suatu masyarakat, tidak bisa dilihat semata-mata pada tindakan individu atau sifat alami struktur yang memelihara masyarakat, keduanya harus di uji. Karya Giddens yang terkenal adalah tentang run away world yang menjelaskan tentang bagaimana dunia kontemporer saat ini yang semakin berkembang menjadi tanpa batas. Begitu pula dengan McDonaldinasi yang menjelaskan bahwa dunia semakin homogen, terpusat, dan tiran meskipun tampak luarnya kelihatan heterogen, prural, dan demokratis

Edmund Husserl (1859 – 1938)



Husserl lahir di kota Prosnitz, Moravia, suatu bagian dari kerajaan Austria. Dia berasal dari keluarga Yahudi, ayahnya adalah seorang pedagang pakaian. Husserl tertarik belajar matematika, fisika, dan filsafat, lebih spesifik dia juga mempelajari ilmu perbintangan dan ilmu optik. Pada 1886 dia mempelajari psikologi dan banyak menulis tentang fenomenologi. Di akhir hayatnya dia meninggal akibat pneumonia.
Filsuf kelahiran Austria ini justru besar dan menjadi milik Jerman. Dia di anggap sebagai bapak pergerakan filsafat fenomenologi. Fenomenologi menghendaki ilmu pengetahuan secara sadar mengarahkan untuk memperhatikan contoh tertentu tanpa prasangka teoritis lewat pengalaman-pengalaman yang berbeda dan bukan lewat koleksi data yang besar untuk suatu teori umum di luar substansi sesungguhnya. Lewat fenomenologi, Husserl hakekatnya adalah kritikus yang interpreter dengan menguraikan suatu fenomena yang dihadapai. Ilmu pengetahuan bagi Husserl dapat mengantarkan pada pengalaman-pengalaman baru yang eksklusif tersendiri secara subjektif transendental. Fenomenologi Husserl berikutnya menjadi reverensi bagi fenomenologi Heidegger, Sartre, Gadamer, Levinas, maupun Derrida.

Umberto Eco (1932 - )



Eco lahir di pinggiran kota Turin, sebelah selatan Milan, Itali. Ayahnya adalah seorang akuntan dan juga veteran perang dan seikaligus tiga belas bersaudara. Saking banyaknya saudara, menurut kakek Eco, kata Eco berasal dari singkatan ex caelis oblatus, yang berarti ditelantarkan oleh lapisan-lapisan langit. Oleh ayahnya Eco dihimbau untuk jadi pengacara, namun dia lebih memilih filsafat dan kewartawanan. Foucault, Aquinas, dan Barthes banyak mempengaruhi pemikirannya.
Karena banyak berkecimpung dalam dunia tulis menulis, kewartawanan, dan kesusastraan Eco ahli dibidang semiotik, namun semiotika Eco adalah semiotika postruktural. Teori Eco yang mencengangkan adalah semiotika sebagai teori dusta dimana tanda (sign) semata alat untuk berdusta, maka setiap tanda selalu mengandung muatan dusta, karena itu maknapun (meaning) adalah dusta, si pengguna tanda adalah pendusta, dan setiap proses pertandaan (signification) adalah kedustaan, dan Eco sendiri menyebut dirinya pendusta, namun bukan berarti tidak ada kebenaran walaupun secuil. Realitas itu kemudian disebut Eco sebagai hipereality, Eco menggambarkan bahwa kode tidak harus rasional, normal, stabil, dan konvensional khas Saussurean, tetapi bisa irasional, abnormal, dan tak stabil.

Samuel P. Huntington (1927 - )



Samuel Huntington lahir di New York, Amerika Serikat. Pada tahun 1946 memperoleh gelar BA dari Yale University, pada tahun 1948 memperoleh gelar MA dari Chicago University, dan Phd nya di dapat dari Harvard pada tahun 1951, yang kemudian dia menjadi profesor di universitas tersebut. Huntington memberikan sumbangsih terhadap pemerintahan gedung putih karena keahlianya dalam bidang strategi politik dan militer. Dia pernah menduduki beberapa posisi dalam bidang komisi pertahanan, pengetahuan politis, dan komisi pengawas dan intelegen pemerintah.
Huntington banyak menulis artikel dan buku yang secara prinsipil dapat dirangkum dalam tiga hal, yaitu tentang politik, strategi militer, dan hubungan antara sipil dan militer. Dia mengharapkan suatu strategi dan kebijaksanaan baru untuk keamanan Amerika yang tidak sekedar represif lewat persenjataan dan perang. Dia juga banyak menyoroti konstelasi politik negara berkembang, dunia ketiga, dan terbelakang mengenai politik otoriter, partisipasi politik, pengembangan pemahaman politik, demokrasi, serta pemisahan antara negara dan agama.

e shtunë, 11 gusht 2007

Herbert Marcuse (1898 – 1979)


Macuse lahir di Berlin, Jerman, namun di tahun 1934 dia telah pindah dan menetap di New York, Amerika Serikat dan menjadi ahli filsafat terkemuka Amerika. Dia adalah pengikut NoeMarxist. Reverensi pustakanya mulai Hegel hingga Frued.
Herbert Marcuse banyak menulis tentang ketidakpuasan terhadap teknologi dan masyarakat modern yang bersifat merusak. Banyak ilmuan sosial yang menggolongkan Marcuse adalah pendukung kelompok Frankfurt yang banyak mengkritik modernisme. Bagi Marcuse masyarakat industri membangun suatu peradaban yang memerlukan konsumsi dan produksi secara terus menerus terhadap barang-barang yang tak perlu. Teknologi juga turut andil dalam rusaknya ekologi bumi dengan eksploitasi besar-besaran terhadap alam. Marcuse juga membahas tentang revolusi seksual dimana sikap toleran terhadap kebirahian akan mendorong suatu kehidupan yang lebih memuaskan masyarakat tanpa agresi.

Max Horkheimer (1895 – 1973)


Horkheimer dilahirkan di kota Stuttgart, Jerman, berasal dari keluarga Yahudi. Pada awalnya dia tidak mengejar karir akademis dengan bekerja di pabrik milik ayahnya, namun setelah Perang Dunia I dia kuliah di universitas Munich untuk belajar filsafat dan psikologi. Disitu dia bertemu dan kemudian bersahabat dengan Adorno. Horkheimer adalah pendiri mashab Frankfurt dan teori kritis. Karena dikejar-kejar oleh Nazi dia pindah ke Switzerland dan kemudian menuju ke Amerika Serikat dan bergabung di Columbia university.
Seperti halnya kelompok Frankfurt lainnya Horkheimer mengkritik modernisme, kapitalisme, dan penceraham. Bagi Horkheimer abad pencerahan telah disimpangkan dalam diskursus kapitalisme, yaitu melalui komoditi dan komodifikasi seluruh aspek kehidupan termasuk kebudayaan dan seni. Masyarakat sebenarnya dibebaskan dari penjara mitos, legenda, tradisi namun sekaligus digiring ke dalam penjara komoditi. Masyarakat modern memiliki rasional dan wawasan progresif terhadap sains dan teknologi namun sekaligus terhisap oleh mekanisme kekuasaan baru, dominasi, totalitarian, represif, yaitu kekuasaan komoditi.

Jürgen Habermas (1929 - )


Habermas lahir di Düsseldorf, Jerman. Bapaknya adalah simpatisan pasif resim Nazi. Ketika umur 15 dia sudah menjadi pelayan Hitler terjun ke medan Perang Dunia I. Habermas banyak dipengaruhi oleh filsafat Heidegger. Ia juga belajar filsafat dan sosiologi dari Horkheimer dan Adorno. Tahun 1982 dia menjadi guru besar universitas Frankfurt. Habermas juga banyak merekontruksi paham materialisme Marx (NeoMarxist).
Para kelompok mashab Frankfurt banyak mengkritik modernitas, namun dalam rangka melanjutkan proyek modernitas yang belum rampung. Habermas banyak menawarkan tentang aspek yang bersifat membangun, emansipasi, pengembangan solusi dari suatu permasalahan lwat logika, alasan, konvensi, dan ketaatan yang tegas. Dalam teori tindakan kominikatif, dia berbicara tentang komunikasi yang ideal, berbicara mengenai perlunya konsensus universal, tanggung jawab dalam bertindak yang dilandasi oleh cara-cara yang dapat dijustifikasi secara normatif. Habermas menyelesaikan persoalan pluralitas dan keadilan dengan mencari konsensus bersama lewat dialog atau perdebatan rasional. Adil bagi Habermas adalah ruang publik yang membuka peluang semua elemen untuk berpartisipasi secara bebas dan setara dalam tujuan mencapai konsensus.

Walter Benjamin (1892 – 1940)


Benjamin dilahirkan di Berlin, Jerman. Dia pada awalnya adalah sastrawan yang kritis terhadap kesusastraan. Benjamin menerima doktoralnya di Switzerland, setelah lulus dia sempat menjadi pengangguran untuk beberapa lama karena sulit mencari pekerjaan yang cocok, kemudian dia menjadi penerjemah, kritikus kesusastraan, penulis atau wartawan lepas untuk jurnal dan surat kabar, hingga dia berafiliasi dengan intelektual sayap kiri. Karena gerakannya itu dia dikejar-kejar oleh Nazi dan melarikan diri ke Paris, Perancis. Gaya pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Goethe, dan Marx.
Benjamin merupakan sosiolog mashab Frankfurt, dia juga djuluki sebagai NeoMarxist karena mengkritik dan merevisi filsafat Marx. Dia banyak memperkenalkan tentang konsep reproduksi seni dan kebudayaan masa. Menurut Benjamin seni dapat menjadi bagian dari kebudayaan masa, seni dapat menjadi suatu cara representasi, sebuah tanda, dimuati dengan makna ideologis, menggiring masa kepada tujuan tertentu. Hal inilah yang dimanfaatkan kapitalisme untuk mempropagandakan sesuatu yang semu dan remeh menjadi suatu yang laku menghasilkan modal.

Theodore Adorno (1903 – 1969)


Theodore Wiesengrund Adorno lahir di Frankfurt Jerman, namun hidupnya lebih banyak dihabiskan di Amerika Serikat, meskipun kemudian dia meninggal di Switzerland. Adorno banyak tertarik pada filsafat sosial, politik, musik, sosiologi dan teori kritisnya. Walter Benjamin menjadi referensi pemikirannya.
Adorno adalah tokoh sosiolog dari mashab Frankfurt, dia banyak mengkritisi mengenai kapitalisme. Dibidang seni perfilman, menurutnya format seni telah diperbudak oleh kapitalisme dengan mengesampingkan muatan seni yang serius dan hanya menginginkan target penjualan dan kepentingan kapitalisme lainnya seperti industri kultural. Seperti halnya tokoh mashab Frankfur lainnya, Adorno mengkritik modernisme namun dalam rangka melanjutkan proyek modernisme yang belum rampung. Diantaranya industri kultural tersebut adalah kebudayaan masa yang dicirikan denga cara pikir mekanistis, instrumental, yang fasis pencerahan semu kapitalisme. Kebudayaan industri merupakan dehumanisasi kebudayaan yang menghambat aspirasi dan kreatifitas individu oleh karena kekuasaan sang produser. Budaya diciptakan oleh sang produser untuk menipu masa agar menjadi konsumer atau pemakai dan ujungnya adalah perkembangan kapital.

Ferdinand Tönnies (1855 – 1936)


Tönnies dilahirkan di Frisia, Oldenswort, Jerman. Dia adalah anak dari suatu keluarga petani kaya. Tönnies berhenti mengajar di universitas Kiel pada tahun 1933 karena diusir oleh Nazi kaitanya dengan diterbitkannya tulisan-tulisan kritik terhadap resim tersebut. Tönnies banyak dipengaruhi oleh Thomas Hobbes dalam peta akademisnya.
Dia mengajurkan sosiologi untuk mengarah ke positivistik dengan penggunaan data statistik. Sumbangannya kepada sosiologi adalah tentang pengelompokan dalam masyarakat, dimana terdapat dua kelompok dalam masyarakat yaitu 1) gemeinschaft yang digambarkan dengan kehidupan bersama yang intim, pribadi, dan eksklusif, suatu keterikatan yang di bawa sejak lahir yang terbagi atas a) gemeinschaft by blood yang mengacu pada ikatan-ikatan kekerabatan, b) gemeinschaft by place yang mengacu pada kedekatan letak tempat tinggal, dan c) gemeinschaft by mind yang mengacu pada persamaan pikiran, dan keahlian. Sedangkan 2) gesellschaft adalah kehidupan publik dalam kebersamaan di masyarakat namun masing-masing tetap mandiri. Gemeinschaft lebih bersifat organik, tradisional, sedangkan gesellschaft lebih bersifat struktur mekanik modern.

Charles Horton Cooley (1864 – 1929)


C. H Cooley lahir di Michigan, Amerika Serikat, dia adalah anak seorang ahli hukum terkenal yaitu Thomas M. Cooley. Pada mulanya dia belajar teknik mesin elektro, kemudian dia juga belajar ekonomi. Setelah lulus akademis dia bekerja di pemerintahan seperti di departemen komisi pengawas, kemudian juga di kantor sensus. Pada tahun 1892 dia menjadi dosen ilmu ekonomi, politik, serta sosiologi di universitas Michigan. Pemikiran Cooley banyak dipengaruhi oleh George Herbert Mead dan Sigmund Frued.
Cooley tergolong dalam sosiolog interaksionisme simbolik klasik. Cooley memberiikan sumbangan kepada sosiologi tentang sosialisasi, dan interaksi. Menurut Cooley, diri (self) seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain lewat analogi diri yang melihat cermin (looking glass self), yaitu diri seseorang memantulkan apa yang dirasakannya sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya. Cooley juga memperkenalkan konsep primary group, yaitu kelompok yang ditandai oleh pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim.

e hënë, 23 korrik 2007

Martin Heidegger (1889 – 1976)


Heidegger lahir di desa Messkirch, Jerman. Pada tahun 1909 dia masuk masyarakat Jesuit untuk memperdalam ilmu agama. Heidegger tertarik ilmu agama, matematika, dan filsafat. Heidegger juga pernah masuk angkatan bersenjata Jerman hingga pangkat kopral. Pada tahun 1919 Heidegger memutuskan untuk pisah dari paham Katholik dogmatis. Pada tahun 1924 Heidegger berjumpa dengan Hannah Arendt seorang pemikir sosial juga, yang kemudian mereka menjalin cinta.
Seperti halnya Nietzsche, Heidegger adalah perintis kritik terhadap proyek modernitas yaitu postmodernisme. Namun berbeda dengan Nietzsche yang melakukan dekontruksi radikal terhadap oposisi biner dan membiarkannya tercerai berai dalam kondisi nihil, Heidegger lebih afirmatif dengan berusaha merekontruksi pasca dekontruksi. Dalam Being on Time Heidegger mengajak manusia lepas dari paham humanisme rasional modernitas, manusia tidak dapat lagi dianggap satu-satunya ukuran atau landasan dalam menentukan bentuk kehidupan. Ada semacam toleransi terhadap Yang Ada. Wawasan humanisme Heidegger bersifat terbuka dengan memberikan peluang besar bagi penafsiran (polysemi). Di zaman kontemporer ini eksistensi manusia tak lebih dari sebuah citraan belaka yang ironis dan hanya mengutamakan permaian bebas tanda dari pada kebenaran dan makna transenden. Manusia terperangkap dalam dunia umum keseharian common sense yang merupakan manipulasi image. Eksistensi manusia hakekatnya berakhir dalam kematian, namun setelah mati itu tetap ada eksistensi yaitu ada untuk Sang Lain. Ada hakekatnya eksist bukan sekedar present, sedangkan modernisme menghadirkan ada hanya sekedar citraan.

Friedrich Nietzsche (1844 – 1900)

Nietzsche lahir di desa Röcken, Jerman. Ayahnya adalah seorang pastor Lutheran, namun pada usia empat tahun ayahnya meninggal. Hanya dia yang laki-laki dalam keluarga besarnya yaitu ibu, nenek, beberapa bibi, dan seorang saudari. Nietzsche tercatat memiliki beberapa penyakit akibat gaya hidupnya seperti migren, mag dan sipilis. Filsafat Nietzsche banyak dipengaruhi oleh Richard Wagner.
Jika Comte dijuluki bapak sosiologi, Nietzsche adalah bapak postmodern, karena dialah bersama Heidegger yang pertama kali mengkritik modernisme. Konsep yang terkenal dari Nietzsche adalah will, tentang kehendak akan kekuasaan yang melatarbelakangi setiap wacana. Dalam Genealogy of Morals memaparkan ketidakmungkinan menyusun satu herarkhi nilai, karena sifatnya yang sangat relatif, sehingga tidak dapat dinilai baik buruknya, tanpa kita pernah curiga atau meragukan yang mengarah ke nihilisme, karena itu Nietzsche lebih memilih skeptis, antipondasi, anti ideologi, anti sosial lewat dekontruksi radikal dengan meolak setiap kategori, anarkis, anti kriteria, tidak ada yang dominan, tidak ada yang benar, tidak ada yang bermakna. Statement Nietzsche yang kontroversial adalah tentang Tuhan telah mati dan digantikan oleh manusia unggul (superman).

Michel Foucault (1926 – 1984)


Foucault lahir di kota Poitiers, Perancis, dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara, adiknaya laki-laki sedangkan kakaknya perempuan. Orang tuanya berprofesi di bidang medis, begitu pula dengan kakeknya. Foucault banyak membaca tulisan-tulisan ahli filsafat Jerman seperti Heiddeger dan Nietzsche yang kemudian mempengaruhi pemikirannya. Foucault bersama Althusser juga mengelola sekolah dengan murid-murid yang memiliki kecerdasan tinggi, yaitu ENS (Ecole Normale Superieure). Akibat gaya hidupnya yang eksentrik, pada akhir hayatnya dia meninggal akibat AIDS.
Foucault adalah filsuf yang mendukung postrukturalisme sebagai di seberang jalan strukturalisme. Postrukturalisme yang inheren dengan postmodern berusaha membongkar setiap klaim oposisi biner, herarkhi, dan validitas kebenaran universal, namun justru merayakan permainan bebas tanda serta ketidakstabilan makna dan kategori intelektual. Menurut Foucault, kekuasaan kini telah tersegmentasi berasal dari daerah marginal dan bisa dilihat secara positif karena menghasilkan kesenangan dan kreatifitas, relasi kekuasaan itu lewat diskursus (wacana) dimana satu sama lain saling berkaitan dan menghasilkan pengetahuan baru. Konsep panoptikon adalah mekanisme yang didalamnya terdapat relasi orang yang menguasai dan yang dikuasai, menimbulkan kesadaran dikontrol secara terus menerus sebagai keberfungsian kekuasaan. Genealogi adalah model analisis wacana Foucault yang melihat relasi yang tak terpisahkan antara pengetahuan dan kekuasaan di dalam diskursus, sedangkan arkeologi adalah kategori epistemologi yang mempelajari tentang berbagai praktek diskursus beserta aturan-aturan main yang ada di baliknya.

Jacques Derrida (1930 – 2004)


Derrida adalah keturunan Yahudi yang lahir di El-Biar, Algeria (Aljasair). Masa kecilnya diwarnai dengan situasi kolonialisme tanah airnya yang membuat kemudian pindah ke Perancis untuk menuntut ilmu. Setelah lulus dia kembali ke Aljasair dan menuntut ilmu di ENS, yaitu sekolah yang dikelola oleh Althusser dan Foucault. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Heidegger, Nietzsche, Adorno, Levinas, Husserl, Frued, Saussure, Rousseau, dan Sartre.
Derrida tergolong sosiolog dan filsuf berwatak postmodern, yang merayakan perbedaan dan pluralitas serta menolak reduksi segala hal ke dalam satu pengertian atau pola tertentu. Adalah dekontruksi yang menurut Derrida sebuah afirmasi akan yang lain (the other) yang meneguhkan pentingnya perbedaan di tengah dunia yang dibayangi hasrat kebenaran mutlak, logosentris telah mati dengan lahirnya dunia baru tanpa pusat, tanpa subjek, tanpa ontologi (being), tanpa sandaran makna dan kebenaran. Dekontruksi tidak hanya mengkritik, tetapi merombak dan mencari kontradiksi-kontradiksi yang inheren dalam bangunan tersebut lalu membiarkan centang perentang dan ketidakmungkinan di bangun kembali. Derrida menolak dikotomi konsep (oposisi binner) yang mensubordinasi yang satu khas strukturalisme yang bertendensi hasrat kuasa. Derrida memperkenalkan konsep difference, yaitu kemungkinan-kemungkinan lain yang mengejutkan, tak terduga, yang membuat cemas dan seolah kita kehilangan makna. Difference adalah penundaan dan ketidakmungkinan kehadiran dan proses menjadi secara terus menerus.

Jean Baudrillard (1929 – 2007)


Baudrillard dilahirkan di kota Reims, Perancis, namun studinya justru berkaca pada budaya Jerman, kemudian dia memperoleh doktoralnya di bidang sosiologi. Pada tahun 1966 dia mulai mengajar di universitas X-Nanterre Perancis.
Banyak ilmuan sosial yang lain menuduh Baudrillard adalah pendukung postmodern, namun pada dasarnya banyak studinya yang membahas tentang masyarakat kontemporer seperti masyarakat konsumen, konsumsi sebagai bahasa sosial, dunia telekomunikasi, dan dongeng dengan strukturnya. Baudrillard habis-habisan mengkritik modernisme yang kini semakin menjadi empirisme radikal yang ditandai dengan matinya subjek di dalam logika objek. Diri (self) yang transenden kini dirampas oleh objek yang imanen. Subjek (manusia/ cogito) menjadi fatal karena terserap kedalam logika sang lain (objek, sistem, simbol, dan sebagainya) lewat simulakrum yang palsu tetapi di anggap benar. Hipermodernitas adalah ketika segalanya tampil melampaui realitas kenyataan sebenarnya (hypereal). Baudrillard juga menyoroti kecenderungan mayoritas masyarakat diam terhadap citra yang ditampilkan, mereka mempercayai apa yang telah terdistorsi. Adalah implosi, sebuah analogi astronomi yang menjelaskan tentang kondisi peledakan ke dalam atau mengumpul ke pusat secara sosial ketimbang eksplosi, karena masyarakat kontemporer saat ini dibanjiri dan terhisap oleh simbol dan tanda yang menghampiri tanpa reserve untuk mengartikulasi. Yang menghampiri itu adalah seduction yang tak lagi psikis, ketaksadaran, ataupun represif, melainkan permainan. Adalah ironi, yaitu pemutarbalikan, distorsi, dan permainan realitas.

e shtunë, 14 korrik 2007

Pierre Bourdieu (1930 – 2002)



Pierre Bourdieu adalah sosiolog dan intelektual publik yang lahir di Denguin, Perancis. Bourdieu banyak memperkenalkan tulisan-tulisan tentang budaya kontemporer, kekayaan berdasarkan pendidikan dan status sosial, kesuksesan pendidikan tergantung daya serap etos dan budaya, serta kelas dominan yang dipengaruhi strukturalisme.
Esai Bourdieu membahas tentang simbol, namun bukan dari sisi interaksi simboliknya, tetapi lebih pada efek simbol terutama pada kebudayaan mutakhir ini. Konsep Bourdieu yang masyur adalah tentang kekerasan simbol, yaitu sebentuk kekerasan yang halus dan tak tampak, tak dikenal karena menyembunyikan dari mekanisme tempatnya bergantung. Simbol memiliki kekuatan dalam mengontruksi realitas yang mempu menggiring orang untuk percaya, mengakui, legitimate, dan mengubah pandangan common sense tentang realitas. Kekerasan simbol menggiringmanusia kearah mekanisme sosial yang didalamnya relasi komunikasi berhubungan dengan relasi kekuasaan yang cenderung melanggengkan posisi dominan. Mereka yang memiliki modal simbolik adalah yang menguasai dan memiliki otorita dalam menentukan arah pasar simbolik. Kekuatan simbol tak lain dari kekuatan dalam mengontruksi realitas yang berupaya menciptakan singularitas ideologi, tanda, dan makna.

Louis Althusser (1918 – 1990)



Louis Althusser dilahirkan di Algeria (Aljasair), pada tahun 1948 bergabung dengan partai komunis di Paris. Althuser banyak dipengaruhi filosofi Marx, Hegel, dan Lenin. Althusser juga berteman dengan Jean Paul Sartre, sedangkan Foucault adalah siswa dari Althusser.
Althusser berusaha mendamaikan Marxisme dengan Strukturalisme, konsep terkenal dari Althusser yaitu tentang ideologi aparatus negara, dimana ideologi dan aparatus digunakan untuk mempertahankan dominasi kekuasaan, ideologi mendominasi lewat mekanisme ajakan (interpellation). Penanaman ideologi dilakukan secara berulang-ulang hingga yang didominasi menganggap biasa (naturalisasi), dan tidak sadar bila dirinya sedang dicuci otak. ISA (Ideological State Apparatus) ialah alat negara yang berfungsi menanamkan ideologi kedalam masyarakat luas melalui berbagai aparatur seperti sekolah, media, rumah ibada, dan sebagainya.

W. G. Sumner (1840 – 1910)



William Graham Sumner lahir di Paterson, New Jersey, Amerika. Kedua orang tuannya adalah keturunan Inggris. Sumner banyak belajar mengenai bahasa, ilmu agama, dan filsafat. Pada tahun 1867 dia ditasbihkan uskup gereja Protestan. Sumner sangat dipengaruhi oleh Spencer dalam kajian struktur masyarakat manusia.
Konsep Sumner yang digunakan sosiologi hingga saat ini adalah tentang klasifikasi masyarakat yang terdiferensiasi kelompok kita (we group/ in group) dengan kelompok lain (other group/ out group). Sumner melihat, kelompok mereka sendiri sebagai pusat segala-galanya dan diharapkan menjadi acuan bagi kelompok luar sehingga menimbulkan etnosentris. Dalam masyarakat modern perasaan yang berkembang adalah patriotisme, suatu pengorbanan terhadap kelompoknya atau negara, dan kemudian berkembang lagi menjadi chauvinisme, atau cinta terhadap kelompok atau negaranya secara berlebihan.

Lewis A. Coser (1913 - )



Lewis Alfred Coser adalah anak dari keluarga Yahudi borjuis, dilahirkan di Berlin, Jerman. Meskipun dari keluarga kaya dia lebih memilih anti kemapanan, sejak muda sudah bergabung dengan pergerakan sosialis. Ketika Hitler menguasai Jerman, dia melarikan diri ke Paris, disanapun dia juga bergabung dengan kelompok radikal, dia banyak menulis artikel-artikel sosial politik untuk penerbitan sayap kiri dengan menggunakan nama samaran Louis Clair.
Coser banyak mengembangkan perspektif George Simmel dalam karya-karya sosiologinya. Karena itu Coser masuk ke dalam tokoh fungsionalisme konflik modern. Jika kaum fungsionalisme melihat konflik itu disfungsional, Coser melihat konflik secara fungsional, konflik merupakan bentuk interaksi yang tunduk pada perubahan, konflik dapat memperkuat identitas ingroup, sumber kohesi, dan dapat disalurkan lewat lembaga katup penyelamat (safety valve). Konflik adalah tanda-tanda kehidupan, konflik bisa berupa konflik realistis yang lahir dari kekecewaan atas tuntutan-tuntutan dari hubungan sosial, dan konflik non realistik yang merupakan kebutuhan untuk meredakan ketegangan, seperti lewat pengkambinghitaman.

Erving Goffman (1922 – 1982)



Erving Goffman lahir di kota Alberta, Canada, setelah lulus dari universitas Toronto, dia kemudian mendapatkan PhDnya di universitas Chicago. Ia belajar sosiologi dan antropologi sosial, bahkan karena profesinya itu dia mampu menguasai sepuluh bahasa.
Goffman adalah sosiolog interaksionisme simbolik, karyanya yang spektakuler adalah konsep dramaturgi, dimana dia menggunakan kiasan panggung sandiwara teater untuk menjelaskan bagaimana individu memainkan perannya terhadap individu yang lainnya. Dalam proses pembuatan karyanya itu, Goffman menggunakan etnografi yang bersandar pada pengamatan dan keikutsertaan dari pada sekedar data statistik. Teorinya yang terkenal adalah tentang tindakan sosial rutin (routine) yang bertujuan untuk menunjukkan (show) kepada orang lain agar terkesan (impression) oleh penampilan (appearance) dan gaya (manner) individu masing-masing yang berfungsi sebagai stimulasi lewat peran interaksi (interaction role).

e shtunë, 30 qershor 2007

C. Wright Mills (1916 – 1962)


Charles Wright Mills kelahiran Waco, Texas, Amerika Serikat. Ia menerima Phd nya dari uneversitas Wisconsin. Tokoh-tokoh panutanya adalah Max Weber dan Karl Marx. Gaya intelektual Wright Mills adalah pragmatisme.
Wright Mills menghimbau sosiologi sebagai perpaduan psikologi sosial dengan strukturalisme konflik, karena grand theory naturalistik seperti fungsionalisme masih terlalu abstrak. Mills adalah sosiolog humanis yang evaluatif, karena dasar teoritiknya menggunakan interaksionisme Herbert Mead, namun dengan tambahan dimensi sejarah dan kesadaran akan pengaruh kekuasaan (konflik) terhadap struktur sosial. Bagi Mills, data-data empirisnya bisa berupa sumber-sumber biografis, catatan-catatan sejarah, surat-surat kabar, laporan jurnal, dan sebagainya. Karya Mills yang terkenal adalah “The power elite” yang mengetengahkan kekuatan tritunggal: bisnis raksasa, pemerintahan yang kuat, dan militer yang tangguh di Amerika.

Harold Garfinkel (1917 - )


Garfinkel adalah sosiolog yang dilahirkan di Newark, New Jersey, Amerika Serikat. Ia pernah bergabung dengan angkatan perang AS ketika perang dunia ke dua, namun kemudian dia mendapatkan Phd nya di Harvard pada tahun 1952.
Harold Garfinkel dapat dimasukkan pada sosiolog humanis seperti halnya Blumer yang sangat menjunjung tinggi kemanusiaan sebagai subyek. Namun Garfinkel lebih menekankan pada studi tentang etnometodologi, yaitu metode studi yang digunakan untuk menguraikan dan meneliti aktifitas mereka sendiri tanpa reduksi subyektif peneliti. Etnometodologi berusaha menemukan esensi pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, karena itu metode yang dipakai adalah partisipan observasi. Garfinkel justru menentang konsep dasar sosiologi mengenai keteraturan, karehna keteraturan tersebut melalui proses yang panjang multi kompleks yang justru tak teratur. Contohnya dalam percakapan, ada perbedaan antara apa yang benar-benar diucapkan dengan apa yang diperbincangkan.

Herbert Blumer (1900 – 1987)


Blumer dilahirkan di St Louis, Missouri, Amerika Serikat. Dia adalah tokoh mashab Chicago. Dia mengembangkan departemen sosiologi dari universitas California sampai Berkeley. Blumer banyak mengembangkan pemikiran-pemikiran George Herbert Mead.
Seperti halnya Mead, Blumer mewarisi tradisi psikologi dalam sosiologi, Blumer digolongkan tokoh interaksionisme simbolik modern. Tindakan-tindakan bersama yang mempu membentuk struktur atau lembaga itu disebabkan oleh interaksi simbolis, yang didalamnya mengandung makna, disampaikan lewat isyarat dan bahasa, berupa simbol-simbol yang berarti, memiliki makna yang disampaikan kepada pihak lain. Bagi Blumer manusia bertindak bukan hanya faktor eksternal (fungsionalisme struktural) dan internal (reduksionis psikologis) saja, namun individu juga mampu melakukan self indication atau memberi arti, menilai, memutuskan untuk bertindak berdasarkan referensi yang mengelilinginya itu. Pada dasarnya tindakan manusia itu terdiri dari pertimbangan atas berbagai hal. Metode empiris Blumer lewat pengamatan (inquiry), penjelajahan (exploration), dan pemeriksaan (inspection). Blumer menekankan pada aspek kemanusiaan (humanis) yang unik dan berbeda satu sama lain, memiliki cita, rasa, karsa, serta multi variat.

Ralf Dahrendorf (1929 - )


Dahrendorf lahir di Hamburg, Jerman. Ayahnya adalah politikus sosial demokrat. Seperti halnya ayah Dahrendorf, dia juga oposisi terhadap rezim Nazi. Selain sosiolog, karirnya lebih banyak dihabiskan pda organisasi politik, tercatat dia pernah duduk di parlemen, anggota partai sosial demokrat, komisi pengawas Eropa untuk perdagangan, ketika pndah ke Inggris dia juga menjadi pengawas pemilu, komisi pengawas UU, panitaia peninjau keuangan, dan sebagainya.
Dahrendorf banyak merevisi pemikiran-pemikiran Karl Marx, oleh karena itu dia dapat digolongkan tokoh fungsionalisme konflik modern. Jika Marx melihat perjuangan kelas dalam rangka merebut pemilikan sarana-sarana produksi, Dahrendorf melihat perjuangan kelas adalah pemilikan kekuasaan yang mencakup hak absah untuk menguasai orang lain, dan pengendalian kekuasaan. Di dalam masyarakat industri ditandai oleh perubahan-perubahan seperti: 1) dekomposisi modal, dimana modal tidak lagi monopoli seorang saja tetapi semua orang bisa memiliki saham, investasi terhadap korporasi, 2) dekomposisi tenaga kerja, dimana semakin banyaknya spesialisasi pekerjaan dan strata kaum pekerja, sehingga 3) timbulnya kelas menengah baru.

Robert K. Merton (1910 - )


Robert K. Merton lahir di Philadelphia, Amerika Serikat, dia memperoleh gelar doktoralnya dari universitas Harvard. Pemikirannya sangat dipengaruhi oleh pemikir seperti Pitirim Sorokin, dan Talcott Parsons.
Merton dapat digolongkan pada sosiolog beraliran fungsionalisme modern. Berbeda dengan tokoh fungsionalisme pendahulunya yang melihat kesatuan masyarakat yang fungsional secara universal dan indispensibility (mutlak tak terbantah), Merton lebih melihat adanya disfungsi, alternatif fungsional, konsekwensi keseimbangan fungsional, serta fungsi manifes dan laten. Merton menggerakkan kajian sosiologi menuju lebih pada perilaku individu yang unik dan abstrak, namun individu tersebut memiliki status dan peran yang membentuk struktur. Karena itu Merton juga melakukan studi tentang penyimpangan sosial yang berawal dari perilaku individu yang menyimpang kemudian disosialisasikan, ditiru, dan melembaga dalam komunitas. Konsep Merton yang terkenal juga tentang membership dan reference group, bahwa keanggotaan dalam suatu keomunitas bukan berarti seorang itu sejalan dengan komunitasnya, kadang mereka mengacu pada komunitas lain, bahkan reverensi mereka banyak.

e martë, 26 qershor 2007


e enjte, 21 qershor 2007

Saint Simon (1760 – 1825)



Saint Simon lahir di Paris Prancis pada daerah pinggiran yang miskin namun dari keluarga terkemuka. Sejak kecil sangat berambisi menjadi tentara, pada umur tujuh belas tahun sudah mengalami beberapa perang revolusi. Namun sejak 1802 dia mengambil karir baru sebagai penulis dan pembaharu, banyak esainya di tulis di brosur dan selebaran-selebaran.
Saint Simon adalah tokoh sosialisme industri modern dan sosiologi evolusioner. Dia menyarankan untuk menekan paham materialisme yang justru merugikan, dan menekankan pada kesatuan serta restorasi rohani. Bagi Saint Simon kemajuan ditentukan dari format peradaban yang stabil, program adalah dasar pemikiran yang membedakan, masing-masing format yang lebih tinggi adalah terdepan namun pada gilirannya juga akan menjadi usang oleh format baru. Saint Simon juga menciptakan ilmu sosial integratif yang memadukan ilmu sosial dan ilmu alam yang pada saatnya memunculkan positivistik buah tangan muridnya Auguste Comte. Visi masyarakat masa depan Saint Simon adalah masyarakat yang memiliki prestasi, produktif, dimana kemiskinan dan peperangan dihapuskan melalui industrialisasi dibawah bimbingan ilmiah, untuk itu diperlukan open class masyarakat, sistem kasta dan suku bangsa dihapuskan, serta penghargaan berdasarkan jasa.

David Ricardo (1772 – 1823)



David Ricardo adalah ekonom kelahiran Inggris. Setelah hak warisnya dicabut karena menikah dengan perempuan di luar iman Yahudi nya, dia memilih menjadi pialang dan broker saham. Pada umr 27 dia membaca buku Adam Smith, pada sekitar umur 37 dia sering menulis artikel ekonomi dan menjadi ekonom profesional.
Ricardo menelorkan teori kwantitas uang yang saat ini dikenal dengan paham moneter, dia juga menawarkan proteksi dalam produksi untuk persaingan pasar. Kontribusi Ricardo terhadap ekonomi juga aplikasi matematika dalam teori sewa yang menyetir Malthus. Ricardo menjelaskan lewat pertanyaan, mengapa harga agrikultur tidak membantu petani penggarap menjadi lebih kaya dan justru pemilik tanah menjadi tuan-tuan tanah kaya.

B. G. Wilhem von Leibniz (1646 – 1716)



Leibniz kelahiran Hanover, Jerman, semenjak usia enam tahun dia sudah ditinggal mati ayahnya. Sejak duabelas tahun sudah belajar mendiri tentang literatur Yunani, hingga umur dua puluh dia sudah menekuni matematika, ilmu agama, hukum, dan filsafat.
Ada kontroversi besar tentang hukum kalkulus. Inggris menyatakan bahwa Newton penemu hukum kalkulus, namun Jerman menyatakan Laeibniz penemunya. Leibniz juga yang pertama menggunakan sistem biner. Filsafat Leibniz adalah bahwa alam semesta adalah terdiri atas pusat (centrum) yang tak terbilang dari suatu energi atau kekuatan rohani, sebuah cikal bakal teologi tunggal universalitas modernisme.

John Locke (1632 – 1704)



John Locke lahir di Warington, Somerset, Inggris. Pada awal karirnya dia menjadi guru privat di perguruan tinggi Westminster, mulailah dia belajar mengenai Descartes maupun Aristoteles. John Locke memiliki penasehat akademis yang bernama Robert Boyle yang kemudian memperkenalkan kepada Newton. Mereka mempelajari matematika, fisika, kedokteran, hingga filsafat. Pada 1666 John Locke mendapat gelar kebangsawanan Shaftesbury. Ketika presentasi di depan dewan pendeta Inggris dia melontarkan gagasan yang kontroversial tetang kebebasan dan hak warga negara untuk beragama, karena pada saat itu hanya ada satu mainstream, sehingga dia mengalami pengasingan.
John Locke selalu bersikap kritis terhadap penguasa. Dia merencanakan revolusi terhadap Charles II. Dia berargumen bahwa pemerintah dan sipil tidak dapat dipisahkan. Pemerintah dibentuk untuk melindungi sipil, namun jika kebebasan dan hak sipil direnggut, maka pemberontakan atas kekuasaan pemerintah adalah sah. Teori ini dikenal dengan teori hukum alam atau kebenaran alami.

Thomas Hobbes (1588 – 1679)



Hobbes dilahirkan di London Inggris, pada masa mudanya Hobbes lebih tertarik dengan ilmu ketata negaraan yang kemudian dia belajar pada teks literatur klasik. Dia berpetualang ke negeri-negeri Eropa yang lain untuk membandingkan sistem pemerintahan terbaik di luar sistem pemerintahan di negaranya.
Hobbes berargumen bahwa manusia secara alami adalah jahat dan tidak bisa dipercaya, pada dasarnya egois yang akan melakukan apapun untuk posisi mereka yang lebih baik. Hobbes percaya bahwa kerajaan monarki adalah sistem pemerintahan yang terbaik, dengan sistem kekuasaan pada seorang raja atau ratu. Menurut Hobbes pemerintahan diciptakan untuk melindungi egoisme dan kejahatan manusia itu sendiri, maka pemerintahan yang terbaik adalah yang memiliki kekuasaan besar mampu mengatasi segala seperti leviathan (raksasa laut yang memiliki banyak tangan). Oleh karena itu, membiarkan masyarakat warga negara mengatur pemerintahan seperti dalam demokrasi akan sia-sia dan membahayakan stabilitas negara.

René Descartes (1596 – 1650)



Descartes lahir di kota Tours dan meninggal di Stockholm. Sejak muda dia telah tertarik dengan ilmu matematika namun dia juga menyukai filsafat, bahkan hingga sekarang filsafat ilmu pengetahuan Descartes masih tetap populer. Descartes membuat aplikasi matematika kepada ilmu ukur, aljabar, geometri, dansebagainya yang juga telah digunakan oleh Archimedes.
Perjumpaan filsafat dan matematika yang digelutinya menurut Descartes adalah argumen tentang filsafat ilmu pengetahuan, dimana hal itu diumpamakan ibarat pohon filsafat. Metafisika adalah akar, ilmu fisika adalah batang, sedangkan cabang-cabangnya adalah mekanika, kedokteran, akhlak, sosial, ekonomi yang kesemuanya membentuk aplikasi pengetahuan kepada dunia eksternal, kepada tubuh internal, dan kepada kehidupan. Ungkapan Descartes yang terkenal adalah cogito ergo sum (aku berfikir maka aku ada) yang menjadi bakal modernisme dan empirisme.

Immanuel Kant (1724 – 1804)



Kant lahir di Königsberg timur Prussia, atau sekarang adalah Kaliningrad, Rusia, tetapi kemudian dia menjadi ahli filsafat Jerman. Filsafat Kant sangat mempengaruhi filsafat Hegel, Habermas, dan Rawls meskipun kemudian filsafat Kantian Hegel menyusut.
Filsafat Kant yang menonjol adalah universalitas yang kemudian menjadi rujukan bagi teori modern Habermas. Ilmu etika Kant adalah tentang teologi tunggal universal melalui etika sehat yang dijaga dengan damai, ini kemudian menjadi kontroversi utama dalam ilmu pengetahuan politis. Apa yang diidealkan oleh Kant adalah utopia yang sangat sulit untuk diwujudkan.

Edward Said (1935 – 2003)



Edward Said lahir di Palestina, sejak muda dia sudah menjadi aktifis, kritik-kritiknya dituangkan dalam penulisan kesusastraan, dan musik. Suatu hari kekuatan Israel berhasil menguasai Jerusalem barat, sehingga membuat dia dan keluarga mengungsi ke Kairo, Mesir, dia sendiri menuntut ilmu hingga ke Amerika Serikat.
Kritik serangan balik Edward Said terhadap komentar-komentar Israel atas Palestina menggunkan sudut pandang mereka sendiri. Said justru menawarkan jalan damai mencapai tujuan bersama untuk eksistensi Palestina maupun Israel, dan bukan dengan penindasan, pengrusakan, dan penyiksaan. Paham itu adalah orientalisme, yaitu prasangka gigih eurosentris yang sulit dipisahkan dalam melawan orang-orang ArabIslam dan kultur mereka. Orientalisme memandang budaya diluar kebudayaannya secara subyektif dan sepihak, yang kemudian mensubordinasikan budaya luar tersebut.

G. W. F. Hegel (1770 – 1831)



Hegel lahir di Stuttgart, Jerman, ayahnya adalah petugas dinas pendapatan daerah. Pada umur sebelas tahun dia sudah ditinggal mati ibunya sehingga dia lebih dekat dengan saudara perempuannya yang dikemudian hari juga membuat cemburu istrinya. Sejak muda Hegel sudah tertarik dengan filsafat Yunani dan Roma klasik, hal itu juga di dukung oleh ayahnya yang juga menjadi rabi. Hegel juga gemar membaca literatur dari Rousseau dan Kant.
Hegel adalah tokoh peletak dasar fenomenologi dalam pisau analisis sosialnya. Fenomenologi mencoba untuk menyajikan sejarah manusia, dengan semua revolusinya, peperangan dan penemuan ilmiah, sebagai suatu pengembangan diri idealistis dari suatu roh sasaran atau pikiran. Filsafat Hegel adalah tentang Roh Absolut kemutlakan, tugas filsafat adalah pengembangan tentang Roh Absolut tersebut. Dia menyetir filsuf Yunani Parmenides bahwa masuk akal adalah riil dan yang riil adalah masuk akal. Hegel sangat menitik beratkan pada logika, sedangkan pengembangannya lewat dialektik. Hegel juga menyoroti alienasi yang kemudian juga menjadi referensi Engels, Marx, dan Feurbach.

Roland Barthes (1915 – 1980)



Barthes lahir di Cherbough, Manche, Perancis. Kehidupan perekonomian Barthes justru disokong dari kakeknya, setelah dia dewasa kakeknya menghentikan bantuan perekonomian untuk Barthes, oleh karena itu dia bekerja sebagai penjilid buku. Ini adalah awal ketertarikannya pada buku, ilmu bahasa, literatur klasik, dan semiotika.
Bagi Barthes bahsa penulis tidaklah diharapkan untuk menghadirkan kenyataan, tetapi menandakan itu. Bahasa adalah sistem pertandaan. Teks sendiri sebagai sistem tanda, struktur dasar siapa yang membentuk maksud dan arti secara keseluruhan. Pembaca adalah spasio temporal dimana semua berbagai aspek teks bertemu, maka kesatuan teks tidak berada dalam asalnya tetapi dalam tujuannya. Jargon yang terkenal dari Barthes adalah “kelahiran pembaca harus dengan mengorbankan kematian pengarang”. Struktur semiotika Barthes adalah semiotika poststrukturalisme, karena teks tidak menampilkan makna teologis tunggal, melainkan sebuah ruang multidimensional yang didalamnya beraneka ragam reverensi yang tidak satupun orisinil dan campur aduk. Teks adalah jaringan kutipan-kutipan yang diambil dari pusat-pusat kebudayaan yang tak terhingga banyaknya.

Vilfredo Pareto (1848 – 1923)



Pareto dilahirkan di Paris Prancis, ayahnya adalah seorang bangsawan Italia yang mengalami pengasingan politis sehingga hengkang ke Prancis. Pada awalnya dia menekuni politeknik rancang bangun. Namun dia memberikan kontribusi terhadap ilmu sosial ekonomi setelah dia berkenalan dengan Leon Walras. Pareto sangat dipengaruhi oleh Comte, Spencer, dan Durkheim.
Vilfredo Pareto dikenal sebagai pendukung paradigma fungsionalisme, kari sosiologinya menanjak setelah dia menawarkan model masyarakat berkeseimbangan (homeostatika) yang sangat mempengaruhi tokoh fungsionalisme modern Talcot Parsons. Pareto mewarisi tradisi positivisme, dimana sosiologi harus masuk dalam disiplin empirisme lewat metode logika eksperimental dengan penyelidikan yang didasarkan pada pengalaman dan pengamatan. Pareto percaya bahwa masyarakat alami adalah masayarakat yang berkeseimbangan dan dinamis. Berbeda dengan Comte dan Spencer yang melihat masyarakat berevolusi secara linear, menurut Pareto evolusi masyarakat lebih unilinear.

Niccolo De Bernardo Machiavelli (1469 – 1527)



Machiavelli dilahirkan di Florence, Italia, dia adalah putra seorang doktor hukum. Pada awalnya Machiavelli adalah seorang penulis, pengarang esai, dan penyair, namun kemudian dia juga menjadi negarawan dan ahli teori politis. Dia dibesarkan di tengah keluarga kelas menengah, sejak anak-anak sudah terbiasa dengan membaca tulisan-tulisan klasik.
Machiavelli mengidealkan suatu negara republik dengan seorang pemimpin otokratis yang berkuasa penuh dalam memperoleh dan memelihara keamanan, oleh karena itu diperlukan militer sebagai kekuatan politis dan psikologis untuk memperoleh dan mempertahankan kedaulatan negara. Oleh beberapa ilmuan politik, Machiavelli disebut pendiri ilmu penetahuan politik empiris, namun beberapa ilmuan politik yang lainnya menganggap bahwa karakter politik Machiavelli adalah bengis, karena untuk mewujudkan negara yang berdaulat tidak saja dengan menampilkan wajah kebaikan, jika perlu boleh saja dengan menampilkan kekejaman.

e hënë, 18 qershor 2007

A. R. Radcliffe Brown (1881 – 1955)


Brown lahir di Birmingham, Warwick, Inggris. Dia bersama Malinowski dikenal sebagai pendiri ilmu antropologi sosial. Paradigma yang dianut adalah struktural fungsional, yang memandang masyarakat sebagai suatu kesatuan terdiri atas institusi yang secara fungsional saling bergantung. Brown adalah Darwinist sosial yang menekankan kepada kompetisi sosial yang paling fit untuk tetap survive. Dia banyak belajar dari sosiolog Perancis Durkheim tentang organ fisik atau badan yang bekerja sama untuk mendukung suatu badan hidup. Karirnya melejit setelah penelitian antropologinya tentang penduduk Andaman dan Aborigin menggunakan pendekatan fungsionalisme, namun banyak ilmuan menuduh struktural fungsional adalah format reduksionis.
Brown dapat dikelompokkan pada tokoh fungsionalisme klasik. Konsep fungsi oleh Brown didasarkan pada analogi antara kehidupan sosial dan kehidupan organik. Dia mencontohkan bahwa hukuman pada kriminil memiliki fungsi untuk menjaga keberlangsungan struktur.

William James (1842 – 1910)


James lahir di New York Amerika Serikat, dia adalah seorang anak imigran dari Irlandia. Keluarganya makmur dan sangat religius, bahkan ayahnya adalah seorang agamawan, filsuf, dan ahli ilmu kebatinan. Namun James lebih berpandangan liberal, dia berpaling terhadap presbyterianisme (menolak keuskupan) dan lebih mencintai kesenian dan kesusastraan.
James dapat digolongkan tokoh sosiologi yang mengembangkan dasar pemikiran interaksionisme simbolik modern. James terkenal merumuskan dan mengembangkan konsep diri (self). Bahwa perasaan seseorang tentang dirinya sendiri adalah muncul dari interaksi dengan orang lain. Karena itu jumlah diri seseorang sama banyaknya dengan jumlah lingkungan sosial dimana dia berada. Bisa dicontohkan dengan seseorang bisa saja dengan khusuk beribadah berjemaah di masjid, namun ketika dia berada di kantor tempat dia bekerja ternyata korupsi.

Bronislow Malinowski (1884 – 1942)


Malinowski dilahirkan di kota Krakaw Polandia. Dia adalah anak keluarga bangsawan Semir, ayahnya juga seorang profesor ilmu bahasa. Pada waktu masa anak-anak Malinowski sering sakit-sakitan. Dia bergelut dengan ilmu fisika dan matematika, kemudian dia mengembangkan akdemisnya kepada ilmu antropologi dan psikologi sosial. Dia dikenal sebagai bapak fungsionalisme antropologi, namun berbeda dengan golongan tua yang menganggap masyarakat secara linear dan keseluruhan seperti Durkheim dan Radcliffe Brown, Malinowski melihat masyarakat lebih variatif, rumit, dan susah diprediksi yang menekankan pada tindakan individual untuk menghasilkan perubahan. Karena itu dalam penelitian antropologinya lebih menekankan psikologi orang-orang yang ditelaah.
Malinowski adalah seorang antropolog yang menekankan pendekatan fungsionalisme klasik. Menurut pandangannya setiap unsur budaya mempunyai fungsi penting yang berevolusi lewat jalan yang berliku, rumit, dan panjang untuk menyempurnakan.

Herbert Spencer (1820 – 1903)


Spencer lahir di London Inggris, semasa kecilnya dia sering sakit-sakitan, bahkan kedelapan saudaranya meninggal pada umur yang masih muda. Pada awalnya Spencer tertarik pada ilmu pengetahuan alam, biologi, matematika, dan sejarah, lambat laun dia juga mempelajari sosial ekonomi. Hampir sebagian besar waktunya digunakan untuk kegiatan akademis dan dia juga terkena penyakit gangguan sukar tidur kronis yang membuat dia terus gelisah dan harus memakai sejumlah candu untuk mengobati. Spencer kawin dengan sahabatnya namun tanpa seremonial formal yang benar sah. Dia berpengaruh pada ilmu sosiologi dan psikologi dengan teori evolusinya “survival of the fittest,” oleh karena itu dia dijuluki “Darwinisme sosial.”
Spencer adalah pewaris tradisi positivisme Comte, karena itu Spencer dapat digolongkan tokoh struktural fungsional klasik. Dalam karyanya Spencer melakukan perbandingan antara organisme individu dan organisme sosial, dan mengamati sebagaimana organisme biologis, masyarakat manusiapun berkembang secara evolusioner dari bentuk sederhana ke bentuk konpleks. Dalam proses peningkatan kompleksitas dan diferensiasi ini, terjadi pula diferensiasi fungsi, terjadinya perubahan struktur disertai dengan perubahan pada fungsi, Konsep utama teori evolusi Spencer adalah: Pertumbuhan, Pembedaan, Pengintegrasian, dan Adaptasi.

George Herbert Mead (1863 – 1931)


Mead lahir di Hadley selatan Amerika Serikat. Dia dibesarkan di tengah keluarga yang akademisi, karena kedua orang tuanya adalah profesor di Oberlin. Mead adalah penganut agama Congregationalist (Kristen yang berdiri sendiri) seperti halnya ayahnya yang seorang pelayan Congregationalist. Gaya intelektualnya adalah pragmatis dengan pendekatan sosial behavioristik.
Mead dapat digolongkan tokoh sosiologi dengan dasar pemikiran interaksionisme simbolik modern. Mead membahas hubungan antara pikiran seseorang, dirinya, dan masyarakat. Sumbangan Mead terhadap sosiologi adalah pandangan bahwa diri (self) seseoarang berkembang melalui tahap play, the game, dan generalized other, dan dalam prosesnya seseorang belajar mengambil peran orang lain (taking the role of the other).