e martë, 23 tetor 2007

Muhammad Arkoun (1928 - )


Arkoun lahir di Kabylia, Algeria, ia belajar sejarah dan filsafat di Sarbonne, Paris. Arkoun adalah sarjana Islam yang berpengaruh dalam mempertemukan dunia Islam dan dunia Barat yang non muslim. Dia telah banyak mengarang buku dalam bahasa Perancis maupun Inggris mengenai Islam dan Arab. Hingga saat ini Arkoun sering menjadi dosen di berbagai universitas seperti Princeton University, Louvain La Neuve, institut Pontifical, dsb.
Dalam karirnya Arkoun membawa panji tentang perikemanusiaan dan pandangan modern Islam. Ia mempertimbangkan bagaimana atau memikirkan kembali dunia Islam zaman ini. Arkoun melihat adanya kebekuan penafsiran disebabkan pengaruh sistem dan konvensi yang membangunnya. Arkoun berupaya mengembangkan perluasan medan interpretasi atau penafsiran sambil tetap berpegang pada determinasi transendental untuk hal-hal yang khusus. Demikian pula pada hubungan Islam Barat atau sebaliknya Barat Islam Arkoun menganjurkan dialog secara lebih terbuka dan interpretatif. Meskipun Arkoun dalam banyak tulisannya mengadopsi dekontruksi Derrida, Arkoun lebih afirmatif lewat pandangan pencerahan dekontruksi yang masih membuka ruang bagi proses iluminasi, dengan begitu Arkoun tergolong pemikir postmodern afirmatif.

Jean Paul Sartre (1905 – 1980)



Sartre dilahirkan di Paris, Perancis, ia belajar di ENS (E’Cole Normale Supérieure) dari tahun 1924 – 1929 dan menjadi profesor filsafat pada tahun 1931 di La Havre. Pada tahun 1932 ia mendapat beasiswa dari Husserl dan Heidegger untuk belajar di Berlin, setelah saat itu dia aktif menjadi pengajar dan penulis filsafat.
Sartre adalah seorang filsuf atheis yang tidak dapat atau tidak mau menalar Tuhan. Salah satu kata kunci modernitas adalah subjek, yang berarti ke aku an yang mengerti, menghendaki, dan bertindak. Manusia tidak sekedar hadir di dunia, melainkan hadir secara sadar, dengan berfikir, berefleksi, dengan mengambil jarak, secara kritis, dengan bebas. Disinilah unsur antroposentris filsafat Sartre dimana manusia sebagai pusat, wawasan humanisme Sartre menempatkan manusia sebagai subjek diatas segala-galanya. Bagi Sartre demi keutuhan manusia tidak mungkin ada Allah, hanya kalau tidak ada Allah manusia betul-betul menjadi dirinya sendiri, adanya Allah mencegah manusia menjadi dirinya sendiri. Eksistensialisme Sartre berbeda terbalik 180º dengan eksistensialisme Heidegger.

Emmanuel Lévinas (1906 – 1995)




Lévinas dilahirkan di Kaunas, Lithuania, Perancis. Dia lahir di dalam keluarga Yahudi. Tahun 1923 ia mulai belajar filsafat di universitas Strasbourg, pada tahun 1928 ia pergi ke universitas Freidburg untuk belajar fenomenologi dibawah bimbingan bapak fenomenologi Husserl, di universitas tersebut dia juga bertemu Martin Heidegger yang kemudian keduanya mempengaruhi pemikiran-pemikiran Lévinas. 25 desember 1995 Lévinas meninggal di Paris.
Sepanjang karirnya Lévinas berusaha mengembangkan suatu filsafat etika yang asli dengan tujuan melampaui tradisi ontologi yang netral. Lévinas juga mengembangkan suatu kesadaran transendental dalam filsafat yaitu, suatu kesadaran yang tercakup dalam sebuah kesadaran objektif. Filsafat yang menggali realitas transendental adalah fenomenologi. Menurut Lévinas moralitas adalah pengalaman dasar manusia, pengalaman dasar tersebut bersifat etis, pengalaman dasar tersebut adalah pengalaman untuk bertanggung jawab. Eksistensi fenomenologi paling dasar adalah pengalaman moral sebagai titik tolak kesadaran, sikap, dan dimensi penghayatan manusia sekaligus kesadaran akan Yang Ilahi.

Ihab Hassan (1925 - )



Ihab Hassan lahir di Cairo, Mesir. Orang tuanya adalah pegawai sipil biasa. Pada mulanya ia belajar teknik elektrik di universitas Cairo, namun kemudian dia ke Amerika Serikat untuk belajar bahasa Inggris karena mendapat beasiswa misi persahabatan di bidang pendidikana. Kemudian Hassan memutuskan untuk menetap di Pensi;venia AS untuk waktu yang lama.
Ihab Hassan bersama J. F. Lyotard adalah sarjana pertama yang mengembangkan postmodern yang memiliki resonansi yang sama dengan postrukturalis. Pekerjaan utama Hassan banyak disibukkan di bidang kesusastraan, linguistik, dan semiotika postmodern seperti seni avant garde yaitu seni sebagai bentuk pertentangan terhadap segala bentuk tradisi dan institusi seni mapan. Dalam seni postmodern juga dikenal hibridasi yang merujuk pada proses penciptaan atau replika bentuk mutan lewat perkawinan silang yang menghasilkan entitas campuran yang tak lagi utuh tetapi masih menyisakan sebagian identitas diri dari dua unsur yang dikawinsilangkan.

Sigmund Freud (1856 – 1939)



Sigmund Freud lahir di suatu kota kecil bernama Freidberg di Moravia. Bapaknya adalah seorang pedagang wol yang rajin dan juga seorang komedian, ibunya adalah istri kedua bapaknya. Freud berasal dari keluarga Yahudi dengan otak yang cerdas, ia belajar di sekolah medis, kemudian dia lebih mendalami dan fokus terhadap psikoanalis. Masa mudanya dihabiskan di Viena namun kemudian dia pndah ke Inggris karena saat itu Yahudi dikejar-kejar.
Walaupun Freud ilmuan psikologi, namun teorinya banyak dipakai oleh ilmuan sosial karena psikologi bisa menjadi dasar sosiologis. Beberapa konsep yang diperkenalkan Freud adalah tentang super ego yang terdiri atas suara hati yang berasal dari suatu internalisasi hukuman dan peringatan, yang lain adalah ego ideal yang berasal dari penghargaan positif. Freud juga memperkenalkan teori tentang tahapan psikoseksual manusia yaitu, 1. tahap lisan yaitu saat manusia lahir hingga umur 18 bulan dengan fokus kesenangan pada mulut dan menghisap adalah aktifitas favorit, 2. tahap anal yaitu pada umur 18 sampai 4 tahun dengan fokus kesenangan pada dubur saat melepas buang air besar, 3. tahap kelamin yaitu pada umur 5 – 7 tahun dengan fokus kesengan daerah genital lewat masturbasi, 4. tahap pubertas yaitu pada umur 12 tahun dimana dorongan seksual telah dipengaruhi oleh pendidikan, hukum, moral, dan norma. Bagi Freud libido bukan sekedar hasrat seksual tetapi juga hasrat kepada yang imaterial, karena hasrat adalah pemuasan ego yang merupakan aspek otak. Freud juga memperkenalkan konsep sang pemilik phallus (simbol bapak) dan yang mendambakan phallus (simbol reproduksi) sebagai oposisi biner.

Francis Fukuyama (1952 - )



Francis Fukuyama tempat kelahirannya adalah di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Dia dilahirkan dalam keluarga keturunan Jepang, ayahnya adalah generasi kedua Jepang Amerika yang juga bekerja sebagai sosiolog, ibunya adalah seorang Jepang asli dan bangsawan. Fukuyama memperoleh Phd nya di bidang ilmu pengetahuan politis dari Harvard University.
Esai Fukuyama yang terkenal adalah tentang ujung sejarah (end of history), dimana dia menggambarkan kondisi titik akhir evolusi ideologi umat manusia dan bentuk akhir pemerintahan manusia, yaitu kapitalisme sebagai sistem ekonomi dunia dan demokrasi liberal sebagai sistem pemerintahan dunia. Fukuyama melihat masyarakt dunia semakin homogen dimana tidak ada lagi keragaman budaya atau pilihan budaya, sehingga setiap orang harus merasa betah hidup didalamnya sebagai suatu keniscayaan. Kita berada di akhir sejarah dimana semuanya menjadi kapitalisme dan demokrasi liberal, namun di seberang teorinya mendapat kritik tentang masih banyaknya, kejahatan, kemiskinan, rasisme, ketidaksamaan ekonomi, sebagai suatu kegagalan implementasi prinsip liberal.

Anthony Giddens (1938 - )



Anthony Giddens dilahirkan di Edmonton, London utara, Inggris. Ia memperoleh gelar BA dibidang sosiologi dan psikologi, namun gelar Phd nya di bidang ekonomi. Hingga saat ini ian menjadi profesor dan memberikan kuliah sosiologi dan ilmu pengetahuan politis di Cambridge dan Leicester University.
Topik utama pemikiran Giddens adalah tentang globalisasi, teori strukturasi, dan refleksitas. Refleksitas mengacu pada dugaan bahwa individu dan masyarakat digambarkan tidak hanya dengan sendirinya tetapi berhubungan satu sama lain yang secara terus menerus menggambarkan diri mereka lewat aksi reaksi dan informasi baru. Globalisasi menurut Giddens bukan sekedar perkiraan ekonomi belaka melainkan juga intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia yang menghubungkan tempat jauh dan lokal, peristiwa yang jauh menjadi peristiwa lokal. Sedangkan strukturasi bahwa dalam rangka memahami suatu masyarakat, tidak bisa dilihat semata-mata pada tindakan individu atau sifat alami struktur yang memelihara masyarakat, keduanya harus di uji. Karya Giddens yang terkenal adalah tentang run away world yang menjelaskan tentang bagaimana dunia kontemporer saat ini yang semakin berkembang menjadi tanpa batas. Begitu pula dengan McDonaldinasi yang menjelaskan bahwa dunia semakin homogen, terpusat, dan tiran meskipun tampak luarnya kelihatan heterogen, prural, dan demokratis

Edmund Husserl (1859 – 1938)



Husserl lahir di kota Prosnitz, Moravia, suatu bagian dari kerajaan Austria. Dia berasal dari keluarga Yahudi, ayahnya adalah seorang pedagang pakaian. Husserl tertarik belajar matematika, fisika, dan filsafat, lebih spesifik dia juga mempelajari ilmu perbintangan dan ilmu optik. Pada 1886 dia mempelajari psikologi dan banyak menulis tentang fenomenologi. Di akhir hayatnya dia meninggal akibat pneumonia.
Filsuf kelahiran Austria ini justru besar dan menjadi milik Jerman. Dia di anggap sebagai bapak pergerakan filsafat fenomenologi. Fenomenologi menghendaki ilmu pengetahuan secara sadar mengarahkan untuk memperhatikan contoh tertentu tanpa prasangka teoritis lewat pengalaman-pengalaman yang berbeda dan bukan lewat koleksi data yang besar untuk suatu teori umum di luar substansi sesungguhnya. Lewat fenomenologi, Husserl hakekatnya adalah kritikus yang interpreter dengan menguraikan suatu fenomena yang dihadapai. Ilmu pengetahuan bagi Husserl dapat mengantarkan pada pengalaman-pengalaman baru yang eksklusif tersendiri secara subjektif transendental. Fenomenologi Husserl berikutnya menjadi reverensi bagi fenomenologi Heidegger, Sartre, Gadamer, Levinas, maupun Derrida.

Umberto Eco (1932 - )



Eco lahir di pinggiran kota Turin, sebelah selatan Milan, Itali. Ayahnya adalah seorang akuntan dan juga veteran perang dan seikaligus tiga belas bersaudara. Saking banyaknya saudara, menurut kakek Eco, kata Eco berasal dari singkatan ex caelis oblatus, yang berarti ditelantarkan oleh lapisan-lapisan langit. Oleh ayahnya Eco dihimbau untuk jadi pengacara, namun dia lebih memilih filsafat dan kewartawanan. Foucault, Aquinas, dan Barthes banyak mempengaruhi pemikirannya.
Karena banyak berkecimpung dalam dunia tulis menulis, kewartawanan, dan kesusastraan Eco ahli dibidang semiotik, namun semiotika Eco adalah semiotika postruktural. Teori Eco yang mencengangkan adalah semiotika sebagai teori dusta dimana tanda (sign) semata alat untuk berdusta, maka setiap tanda selalu mengandung muatan dusta, karena itu maknapun (meaning) adalah dusta, si pengguna tanda adalah pendusta, dan setiap proses pertandaan (signification) adalah kedustaan, dan Eco sendiri menyebut dirinya pendusta, namun bukan berarti tidak ada kebenaran walaupun secuil. Realitas itu kemudian disebut Eco sebagai hipereality, Eco menggambarkan bahwa kode tidak harus rasional, normal, stabil, dan konvensional khas Saussurean, tetapi bisa irasional, abnormal, dan tak stabil.

Samuel P. Huntington (1927 - )



Samuel Huntington lahir di New York, Amerika Serikat. Pada tahun 1946 memperoleh gelar BA dari Yale University, pada tahun 1948 memperoleh gelar MA dari Chicago University, dan Phd nya di dapat dari Harvard pada tahun 1951, yang kemudian dia menjadi profesor di universitas tersebut. Huntington memberikan sumbangsih terhadap pemerintahan gedung putih karena keahlianya dalam bidang strategi politik dan militer. Dia pernah menduduki beberapa posisi dalam bidang komisi pertahanan, pengetahuan politis, dan komisi pengawas dan intelegen pemerintah.
Huntington banyak menulis artikel dan buku yang secara prinsipil dapat dirangkum dalam tiga hal, yaitu tentang politik, strategi militer, dan hubungan antara sipil dan militer. Dia mengharapkan suatu strategi dan kebijaksanaan baru untuk keamanan Amerika yang tidak sekedar represif lewat persenjataan dan perang. Dia juga banyak menyoroti konstelasi politik negara berkembang, dunia ketiga, dan terbelakang mengenai politik otoriter, partisipasi politik, pengembangan pemahaman politik, demokrasi, serta pemisahan antara negara dan agama.