e shtunë, 30 qershor 2007

C. Wright Mills (1916 – 1962)


Charles Wright Mills kelahiran Waco, Texas, Amerika Serikat. Ia menerima Phd nya dari uneversitas Wisconsin. Tokoh-tokoh panutanya adalah Max Weber dan Karl Marx. Gaya intelektual Wright Mills adalah pragmatisme.
Wright Mills menghimbau sosiologi sebagai perpaduan psikologi sosial dengan strukturalisme konflik, karena grand theory naturalistik seperti fungsionalisme masih terlalu abstrak. Mills adalah sosiolog humanis yang evaluatif, karena dasar teoritiknya menggunakan interaksionisme Herbert Mead, namun dengan tambahan dimensi sejarah dan kesadaran akan pengaruh kekuasaan (konflik) terhadap struktur sosial. Bagi Mills, data-data empirisnya bisa berupa sumber-sumber biografis, catatan-catatan sejarah, surat-surat kabar, laporan jurnal, dan sebagainya. Karya Mills yang terkenal adalah “The power elite” yang mengetengahkan kekuatan tritunggal: bisnis raksasa, pemerintahan yang kuat, dan militer yang tangguh di Amerika.

Harold Garfinkel (1917 - )


Garfinkel adalah sosiolog yang dilahirkan di Newark, New Jersey, Amerika Serikat. Ia pernah bergabung dengan angkatan perang AS ketika perang dunia ke dua, namun kemudian dia mendapatkan Phd nya di Harvard pada tahun 1952.
Harold Garfinkel dapat dimasukkan pada sosiolog humanis seperti halnya Blumer yang sangat menjunjung tinggi kemanusiaan sebagai subyek. Namun Garfinkel lebih menekankan pada studi tentang etnometodologi, yaitu metode studi yang digunakan untuk menguraikan dan meneliti aktifitas mereka sendiri tanpa reduksi subyektif peneliti. Etnometodologi berusaha menemukan esensi pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, karena itu metode yang dipakai adalah partisipan observasi. Garfinkel justru menentang konsep dasar sosiologi mengenai keteraturan, karehna keteraturan tersebut melalui proses yang panjang multi kompleks yang justru tak teratur. Contohnya dalam percakapan, ada perbedaan antara apa yang benar-benar diucapkan dengan apa yang diperbincangkan.

Herbert Blumer (1900 – 1987)


Blumer dilahirkan di St Louis, Missouri, Amerika Serikat. Dia adalah tokoh mashab Chicago. Dia mengembangkan departemen sosiologi dari universitas California sampai Berkeley. Blumer banyak mengembangkan pemikiran-pemikiran George Herbert Mead.
Seperti halnya Mead, Blumer mewarisi tradisi psikologi dalam sosiologi, Blumer digolongkan tokoh interaksionisme simbolik modern. Tindakan-tindakan bersama yang mempu membentuk struktur atau lembaga itu disebabkan oleh interaksi simbolis, yang didalamnya mengandung makna, disampaikan lewat isyarat dan bahasa, berupa simbol-simbol yang berarti, memiliki makna yang disampaikan kepada pihak lain. Bagi Blumer manusia bertindak bukan hanya faktor eksternal (fungsionalisme struktural) dan internal (reduksionis psikologis) saja, namun individu juga mampu melakukan self indication atau memberi arti, menilai, memutuskan untuk bertindak berdasarkan referensi yang mengelilinginya itu. Pada dasarnya tindakan manusia itu terdiri dari pertimbangan atas berbagai hal. Metode empiris Blumer lewat pengamatan (inquiry), penjelajahan (exploration), dan pemeriksaan (inspection). Blumer menekankan pada aspek kemanusiaan (humanis) yang unik dan berbeda satu sama lain, memiliki cita, rasa, karsa, serta multi variat.

Ralf Dahrendorf (1929 - )


Dahrendorf lahir di Hamburg, Jerman. Ayahnya adalah politikus sosial demokrat. Seperti halnya ayah Dahrendorf, dia juga oposisi terhadap rezim Nazi. Selain sosiolog, karirnya lebih banyak dihabiskan pda organisasi politik, tercatat dia pernah duduk di parlemen, anggota partai sosial demokrat, komisi pengawas Eropa untuk perdagangan, ketika pndah ke Inggris dia juga menjadi pengawas pemilu, komisi pengawas UU, panitaia peninjau keuangan, dan sebagainya.
Dahrendorf banyak merevisi pemikiran-pemikiran Karl Marx, oleh karena itu dia dapat digolongkan tokoh fungsionalisme konflik modern. Jika Marx melihat perjuangan kelas dalam rangka merebut pemilikan sarana-sarana produksi, Dahrendorf melihat perjuangan kelas adalah pemilikan kekuasaan yang mencakup hak absah untuk menguasai orang lain, dan pengendalian kekuasaan. Di dalam masyarakat industri ditandai oleh perubahan-perubahan seperti: 1) dekomposisi modal, dimana modal tidak lagi monopoli seorang saja tetapi semua orang bisa memiliki saham, investasi terhadap korporasi, 2) dekomposisi tenaga kerja, dimana semakin banyaknya spesialisasi pekerjaan dan strata kaum pekerja, sehingga 3) timbulnya kelas menengah baru.

Robert K. Merton (1910 - )


Robert K. Merton lahir di Philadelphia, Amerika Serikat, dia memperoleh gelar doktoralnya dari universitas Harvard. Pemikirannya sangat dipengaruhi oleh pemikir seperti Pitirim Sorokin, dan Talcott Parsons.
Merton dapat digolongkan pada sosiolog beraliran fungsionalisme modern. Berbeda dengan tokoh fungsionalisme pendahulunya yang melihat kesatuan masyarakat yang fungsional secara universal dan indispensibility (mutlak tak terbantah), Merton lebih melihat adanya disfungsi, alternatif fungsional, konsekwensi keseimbangan fungsional, serta fungsi manifes dan laten. Merton menggerakkan kajian sosiologi menuju lebih pada perilaku individu yang unik dan abstrak, namun individu tersebut memiliki status dan peran yang membentuk struktur. Karena itu Merton juga melakukan studi tentang penyimpangan sosial yang berawal dari perilaku individu yang menyimpang kemudian disosialisasikan, ditiru, dan melembaga dalam komunitas. Konsep Merton yang terkenal juga tentang membership dan reference group, bahwa keanggotaan dalam suatu keomunitas bukan berarti seorang itu sejalan dengan komunitasnya, kadang mereka mengacu pada komunitas lain, bahkan reverensi mereka banyak.

e martë, 26 qershor 2007


e enjte, 21 qershor 2007

Saint Simon (1760 – 1825)



Saint Simon lahir di Paris Prancis pada daerah pinggiran yang miskin namun dari keluarga terkemuka. Sejak kecil sangat berambisi menjadi tentara, pada umur tujuh belas tahun sudah mengalami beberapa perang revolusi. Namun sejak 1802 dia mengambil karir baru sebagai penulis dan pembaharu, banyak esainya di tulis di brosur dan selebaran-selebaran.
Saint Simon adalah tokoh sosialisme industri modern dan sosiologi evolusioner. Dia menyarankan untuk menekan paham materialisme yang justru merugikan, dan menekankan pada kesatuan serta restorasi rohani. Bagi Saint Simon kemajuan ditentukan dari format peradaban yang stabil, program adalah dasar pemikiran yang membedakan, masing-masing format yang lebih tinggi adalah terdepan namun pada gilirannya juga akan menjadi usang oleh format baru. Saint Simon juga menciptakan ilmu sosial integratif yang memadukan ilmu sosial dan ilmu alam yang pada saatnya memunculkan positivistik buah tangan muridnya Auguste Comte. Visi masyarakat masa depan Saint Simon adalah masyarakat yang memiliki prestasi, produktif, dimana kemiskinan dan peperangan dihapuskan melalui industrialisasi dibawah bimbingan ilmiah, untuk itu diperlukan open class masyarakat, sistem kasta dan suku bangsa dihapuskan, serta penghargaan berdasarkan jasa.

David Ricardo (1772 – 1823)



David Ricardo adalah ekonom kelahiran Inggris. Setelah hak warisnya dicabut karena menikah dengan perempuan di luar iman Yahudi nya, dia memilih menjadi pialang dan broker saham. Pada umr 27 dia membaca buku Adam Smith, pada sekitar umur 37 dia sering menulis artikel ekonomi dan menjadi ekonom profesional.
Ricardo menelorkan teori kwantitas uang yang saat ini dikenal dengan paham moneter, dia juga menawarkan proteksi dalam produksi untuk persaingan pasar. Kontribusi Ricardo terhadap ekonomi juga aplikasi matematika dalam teori sewa yang menyetir Malthus. Ricardo menjelaskan lewat pertanyaan, mengapa harga agrikultur tidak membantu petani penggarap menjadi lebih kaya dan justru pemilik tanah menjadi tuan-tuan tanah kaya.

B. G. Wilhem von Leibniz (1646 – 1716)



Leibniz kelahiran Hanover, Jerman, semenjak usia enam tahun dia sudah ditinggal mati ayahnya. Sejak duabelas tahun sudah belajar mendiri tentang literatur Yunani, hingga umur dua puluh dia sudah menekuni matematika, ilmu agama, hukum, dan filsafat.
Ada kontroversi besar tentang hukum kalkulus. Inggris menyatakan bahwa Newton penemu hukum kalkulus, namun Jerman menyatakan Laeibniz penemunya. Leibniz juga yang pertama menggunakan sistem biner. Filsafat Leibniz adalah bahwa alam semesta adalah terdiri atas pusat (centrum) yang tak terbilang dari suatu energi atau kekuatan rohani, sebuah cikal bakal teologi tunggal universalitas modernisme.

John Locke (1632 – 1704)



John Locke lahir di Warington, Somerset, Inggris. Pada awal karirnya dia menjadi guru privat di perguruan tinggi Westminster, mulailah dia belajar mengenai Descartes maupun Aristoteles. John Locke memiliki penasehat akademis yang bernama Robert Boyle yang kemudian memperkenalkan kepada Newton. Mereka mempelajari matematika, fisika, kedokteran, hingga filsafat. Pada 1666 John Locke mendapat gelar kebangsawanan Shaftesbury. Ketika presentasi di depan dewan pendeta Inggris dia melontarkan gagasan yang kontroversial tetang kebebasan dan hak warga negara untuk beragama, karena pada saat itu hanya ada satu mainstream, sehingga dia mengalami pengasingan.
John Locke selalu bersikap kritis terhadap penguasa. Dia merencanakan revolusi terhadap Charles II. Dia berargumen bahwa pemerintah dan sipil tidak dapat dipisahkan. Pemerintah dibentuk untuk melindungi sipil, namun jika kebebasan dan hak sipil direnggut, maka pemberontakan atas kekuasaan pemerintah adalah sah. Teori ini dikenal dengan teori hukum alam atau kebenaran alami.

Thomas Hobbes (1588 – 1679)



Hobbes dilahirkan di London Inggris, pada masa mudanya Hobbes lebih tertarik dengan ilmu ketata negaraan yang kemudian dia belajar pada teks literatur klasik. Dia berpetualang ke negeri-negeri Eropa yang lain untuk membandingkan sistem pemerintahan terbaik di luar sistem pemerintahan di negaranya.
Hobbes berargumen bahwa manusia secara alami adalah jahat dan tidak bisa dipercaya, pada dasarnya egois yang akan melakukan apapun untuk posisi mereka yang lebih baik. Hobbes percaya bahwa kerajaan monarki adalah sistem pemerintahan yang terbaik, dengan sistem kekuasaan pada seorang raja atau ratu. Menurut Hobbes pemerintahan diciptakan untuk melindungi egoisme dan kejahatan manusia itu sendiri, maka pemerintahan yang terbaik adalah yang memiliki kekuasaan besar mampu mengatasi segala seperti leviathan (raksasa laut yang memiliki banyak tangan). Oleh karena itu, membiarkan masyarakat warga negara mengatur pemerintahan seperti dalam demokrasi akan sia-sia dan membahayakan stabilitas negara.

René Descartes (1596 – 1650)



Descartes lahir di kota Tours dan meninggal di Stockholm. Sejak muda dia telah tertarik dengan ilmu matematika namun dia juga menyukai filsafat, bahkan hingga sekarang filsafat ilmu pengetahuan Descartes masih tetap populer. Descartes membuat aplikasi matematika kepada ilmu ukur, aljabar, geometri, dansebagainya yang juga telah digunakan oleh Archimedes.
Perjumpaan filsafat dan matematika yang digelutinya menurut Descartes adalah argumen tentang filsafat ilmu pengetahuan, dimana hal itu diumpamakan ibarat pohon filsafat. Metafisika adalah akar, ilmu fisika adalah batang, sedangkan cabang-cabangnya adalah mekanika, kedokteran, akhlak, sosial, ekonomi yang kesemuanya membentuk aplikasi pengetahuan kepada dunia eksternal, kepada tubuh internal, dan kepada kehidupan. Ungkapan Descartes yang terkenal adalah cogito ergo sum (aku berfikir maka aku ada) yang menjadi bakal modernisme dan empirisme.

Immanuel Kant (1724 – 1804)



Kant lahir di Königsberg timur Prussia, atau sekarang adalah Kaliningrad, Rusia, tetapi kemudian dia menjadi ahli filsafat Jerman. Filsafat Kant sangat mempengaruhi filsafat Hegel, Habermas, dan Rawls meskipun kemudian filsafat Kantian Hegel menyusut.
Filsafat Kant yang menonjol adalah universalitas yang kemudian menjadi rujukan bagi teori modern Habermas. Ilmu etika Kant adalah tentang teologi tunggal universal melalui etika sehat yang dijaga dengan damai, ini kemudian menjadi kontroversi utama dalam ilmu pengetahuan politis. Apa yang diidealkan oleh Kant adalah utopia yang sangat sulit untuk diwujudkan.

Edward Said (1935 – 2003)



Edward Said lahir di Palestina, sejak muda dia sudah menjadi aktifis, kritik-kritiknya dituangkan dalam penulisan kesusastraan, dan musik. Suatu hari kekuatan Israel berhasil menguasai Jerusalem barat, sehingga membuat dia dan keluarga mengungsi ke Kairo, Mesir, dia sendiri menuntut ilmu hingga ke Amerika Serikat.
Kritik serangan balik Edward Said terhadap komentar-komentar Israel atas Palestina menggunkan sudut pandang mereka sendiri. Said justru menawarkan jalan damai mencapai tujuan bersama untuk eksistensi Palestina maupun Israel, dan bukan dengan penindasan, pengrusakan, dan penyiksaan. Paham itu adalah orientalisme, yaitu prasangka gigih eurosentris yang sulit dipisahkan dalam melawan orang-orang ArabIslam dan kultur mereka. Orientalisme memandang budaya diluar kebudayaannya secara subyektif dan sepihak, yang kemudian mensubordinasikan budaya luar tersebut.

G. W. F. Hegel (1770 – 1831)



Hegel lahir di Stuttgart, Jerman, ayahnya adalah petugas dinas pendapatan daerah. Pada umur sebelas tahun dia sudah ditinggal mati ibunya sehingga dia lebih dekat dengan saudara perempuannya yang dikemudian hari juga membuat cemburu istrinya. Sejak muda Hegel sudah tertarik dengan filsafat Yunani dan Roma klasik, hal itu juga di dukung oleh ayahnya yang juga menjadi rabi. Hegel juga gemar membaca literatur dari Rousseau dan Kant.
Hegel adalah tokoh peletak dasar fenomenologi dalam pisau analisis sosialnya. Fenomenologi mencoba untuk menyajikan sejarah manusia, dengan semua revolusinya, peperangan dan penemuan ilmiah, sebagai suatu pengembangan diri idealistis dari suatu roh sasaran atau pikiran. Filsafat Hegel adalah tentang Roh Absolut kemutlakan, tugas filsafat adalah pengembangan tentang Roh Absolut tersebut. Dia menyetir filsuf Yunani Parmenides bahwa masuk akal adalah riil dan yang riil adalah masuk akal. Hegel sangat menitik beratkan pada logika, sedangkan pengembangannya lewat dialektik. Hegel juga menyoroti alienasi yang kemudian juga menjadi referensi Engels, Marx, dan Feurbach.

Roland Barthes (1915 – 1980)



Barthes lahir di Cherbough, Manche, Perancis. Kehidupan perekonomian Barthes justru disokong dari kakeknya, setelah dia dewasa kakeknya menghentikan bantuan perekonomian untuk Barthes, oleh karena itu dia bekerja sebagai penjilid buku. Ini adalah awal ketertarikannya pada buku, ilmu bahasa, literatur klasik, dan semiotika.
Bagi Barthes bahsa penulis tidaklah diharapkan untuk menghadirkan kenyataan, tetapi menandakan itu. Bahasa adalah sistem pertandaan. Teks sendiri sebagai sistem tanda, struktur dasar siapa yang membentuk maksud dan arti secara keseluruhan. Pembaca adalah spasio temporal dimana semua berbagai aspek teks bertemu, maka kesatuan teks tidak berada dalam asalnya tetapi dalam tujuannya. Jargon yang terkenal dari Barthes adalah “kelahiran pembaca harus dengan mengorbankan kematian pengarang”. Struktur semiotika Barthes adalah semiotika poststrukturalisme, karena teks tidak menampilkan makna teologis tunggal, melainkan sebuah ruang multidimensional yang didalamnya beraneka ragam reverensi yang tidak satupun orisinil dan campur aduk. Teks adalah jaringan kutipan-kutipan yang diambil dari pusat-pusat kebudayaan yang tak terhingga banyaknya.

Vilfredo Pareto (1848 – 1923)



Pareto dilahirkan di Paris Prancis, ayahnya adalah seorang bangsawan Italia yang mengalami pengasingan politis sehingga hengkang ke Prancis. Pada awalnya dia menekuni politeknik rancang bangun. Namun dia memberikan kontribusi terhadap ilmu sosial ekonomi setelah dia berkenalan dengan Leon Walras. Pareto sangat dipengaruhi oleh Comte, Spencer, dan Durkheim.
Vilfredo Pareto dikenal sebagai pendukung paradigma fungsionalisme, kari sosiologinya menanjak setelah dia menawarkan model masyarakat berkeseimbangan (homeostatika) yang sangat mempengaruhi tokoh fungsionalisme modern Talcot Parsons. Pareto mewarisi tradisi positivisme, dimana sosiologi harus masuk dalam disiplin empirisme lewat metode logika eksperimental dengan penyelidikan yang didasarkan pada pengalaman dan pengamatan. Pareto percaya bahwa masyarakat alami adalah masayarakat yang berkeseimbangan dan dinamis. Berbeda dengan Comte dan Spencer yang melihat masyarakat berevolusi secara linear, menurut Pareto evolusi masyarakat lebih unilinear.

Niccolo De Bernardo Machiavelli (1469 – 1527)



Machiavelli dilahirkan di Florence, Italia, dia adalah putra seorang doktor hukum. Pada awalnya Machiavelli adalah seorang penulis, pengarang esai, dan penyair, namun kemudian dia juga menjadi negarawan dan ahli teori politis. Dia dibesarkan di tengah keluarga kelas menengah, sejak anak-anak sudah terbiasa dengan membaca tulisan-tulisan klasik.
Machiavelli mengidealkan suatu negara republik dengan seorang pemimpin otokratis yang berkuasa penuh dalam memperoleh dan memelihara keamanan, oleh karena itu diperlukan militer sebagai kekuatan politis dan psikologis untuk memperoleh dan mempertahankan kedaulatan negara. Oleh beberapa ilmuan politik, Machiavelli disebut pendiri ilmu penetahuan politik empiris, namun beberapa ilmuan politik yang lainnya menganggap bahwa karakter politik Machiavelli adalah bengis, karena untuk mewujudkan negara yang berdaulat tidak saja dengan menampilkan wajah kebaikan, jika perlu boleh saja dengan menampilkan kekejaman.

e hënë, 18 qershor 2007

A. R. Radcliffe Brown (1881 – 1955)


Brown lahir di Birmingham, Warwick, Inggris. Dia bersama Malinowski dikenal sebagai pendiri ilmu antropologi sosial. Paradigma yang dianut adalah struktural fungsional, yang memandang masyarakat sebagai suatu kesatuan terdiri atas institusi yang secara fungsional saling bergantung. Brown adalah Darwinist sosial yang menekankan kepada kompetisi sosial yang paling fit untuk tetap survive. Dia banyak belajar dari sosiolog Perancis Durkheim tentang organ fisik atau badan yang bekerja sama untuk mendukung suatu badan hidup. Karirnya melejit setelah penelitian antropologinya tentang penduduk Andaman dan Aborigin menggunakan pendekatan fungsionalisme, namun banyak ilmuan menuduh struktural fungsional adalah format reduksionis.
Brown dapat dikelompokkan pada tokoh fungsionalisme klasik. Konsep fungsi oleh Brown didasarkan pada analogi antara kehidupan sosial dan kehidupan organik. Dia mencontohkan bahwa hukuman pada kriminil memiliki fungsi untuk menjaga keberlangsungan struktur.

William James (1842 – 1910)


James lahir di New York Amerika Serikat, dia adalah seorang anak imigran dari Irlandia. Keluarganya makmur dan sangat religius, bahkan ayahnya adalah seorang agamawan, filsuf, dan ahli ilmu kebatinan. Namun James lebih berpandangan liberal, dia berpaling terhadap presbyterianisme (menolak keuskupan) dan lebih mencintai kesenian dan kesusastraan.
James dapat digolongkan tokoh sosiologi yang mengembangkan dasar pemikiran interaksionisme simbolik modern. James terkenal merumuskan dan mengembangkan konsep diri (self). Bahwa perasaan seseorang tentang dirinya sendiri adalah muncul dari interaksi dengan orang lain. Karena itu jumlah diri seseorang sama banyaknya dengan jumlah lingkungan sosial dimana dia berada. Bisa dicontohkan dengan seseorang bisa saja dengan khusuk beribadah berjemaah di masjid, namun ketika dia berada di kantor tempat dia bekerja ternyata korupsi.

Bronislow Malinowski (1884 – 1942)


Malinowski dilahirkan di kota Krakaw Polandia. Dia adalah anak keluarga bangsawan Semir, ayahnya juga seorang profesor ilmu bahasa. Pada waktu masa anak-anak Malinowski sering sakit-sakitan. Dia bergelut dengan ilmu fisika dan matematika, kemudian dia mengembangkan akdemisnya kepada ilmu antropologi dan psikologi sosial. Dia dikenal sebagai bapak fungsionalisme antropologi, namun berbeda dengan golongan tua yang menganggap masyarakat secara linear dan keseluruhan seperti Durkheim dan Radcliffe Brown, Malinowski melihat masyarakat lebih variatif, rumit, dan susah diprediksi yang menekankan pada tindakan individual untuk menghasilkan perubahan. Karena itu dalam penelitian antropologinya lebih menekankan psikologi orang-orang yang ditelaah.
Malinowski adalah seorang antropolog yang menekankan pendekatan fungsionalisme klasik. Menurut pandangannya setiap unsur budaya mempunyai fungsi penting yang berevolusi lewat jalan yang berliku, rumit, dan panjang untuk menyempurnakan.

Herbert Spencer (1820 – 1903)


Spencer lahir di London Inggris, semasa kecilnya dia sering sakit-sakitan, bahkan kedelapan saudaranya meninggal pada umur yang masih muda. Pada awalnya Spencer tertarik pada ilmu pengetahuan alam, biologi, matematika, dan sejarah, lambat laun dia juga mempelajari sosial ekonomi. Hampir sebagian besar waktunya digunakan untuk kegiatan akademis dan dia juga terkena penyakit gangguan sukar tidur kronis yang membuat dia terus gelisah dan harus memakai sejumlah candu untuk mengobati. Spencer kawin dengan sahabatnya namun tanpa seremonial formal yang benar sah. Dia berpengaruh pada ilmu sosiologi dan psikologi dengan teori evolusinya “survival of the fittest,” oleh karena itu dia dijuluki “Darwinisme sosial.”
Spencer adalah pewaris tradisi positivisme Comte, karena itu Spencer dapat digolongkan tokoh struktural fungsional klasik. Dalam karyanya Spencer melakukan perbandingan antara organisme individu dan organisme sosial, dan mengamati sebagaimana organisme biologis, masyarakat manusiapun berkembang secara evolusioner dari bentuk sederhana ke bentuk konpleks. Dalam proses peningkatan kompleksitas dan diferensiasi ini, terjadi pula diferensiasi fungsi, terjadinya perubahan struktur disertai dengan perubahan pada fungsi, Konsep utama teori evolusi Spencer adalah: Pertumbuhan, Pembedaan, Pengintegrasian, dan Adaptasi.

George Herbert Mead (1863 – 1931)


Mead lahir di Hadley selatan Amerika Serikat. Dia dibesarkan di tengah keluarga yang akademisi, karena kedua orang tuanya adalah profesor di Oberlin. Mead adalah penganut agama Congregationalist (Kristen yang berdiri sendiri) seperti halnya ayahnya yang seorang pelayan Congregationalist. Gaya intelektualnya adalah pragmatis dengan pendekatan sosial behavioristik.
Mead dapat digolongkan tokoh sosiologi dengan dasar pemikiran interaksionisme simbolik modern. Mead membahas hubungan antara pikiran seseorang, dirinya, dan masyarakat. Sumbangan Mead terhadap sosiologi adalah pandangan bahwa diri (self) seseoarang berkembang melalui tahap play, the game, dan generalized other, dan dalam prosesnya seseorang belajar mengambil peran orang lain (taking the role of the other).

e mërkurë, 13 qershor 2007

Talcot Parsons (1902 – 1979)


Parsons lahir di Colorado Springs Amerika Serikat putra seorang pendeta. Meskipun awalnya menekuni ilmu biologi kemudian dia juga mempelajari sosial ekonomi. Pemikirannya dipengaruhi oleh pemikir-pemikir seperti Weber, Durkheim dan Vilfredo Pareto yang mengedepankan pendekatan sistem.
Parson adalah tokoh fungsionalisme struktural modern terbesar hingga saat ini. Dia berargumen bahwa tertib dan kohesi sosial dapat terwujud jika: 1. adanya nilai-nilai budaya yang di bagi bersama, 2. nilai-nilai yang dilembagakan menjadi norma-norma sosial, 3. nilai-nilai yang dibatinkan oleh individu-individu menjadi motivasi-motivasi. Parsons juga menawarkan pola variabel pengelompokan sistem sosial yang terdiri atas: 1. perasaan (affectivity) atau netral perasaan (affective neutral), 2. arah diri (self orientation) atau arah kolektif (collectivity orientation), 3. partikularisme atau universalisme, 4. status bawaan (ascription) atau status perolehan sendiri (achievment), 5. campur baur (diffuse) atau tertentu (spesificity). Parson juga menciptakan empat kebutuhan fungsional yaitu AGIL: Adaptation yaitu individu harus dapat beradaptasi dengan dunia sosial sekelilingnya, Goal attainment yaitu individu memiliki prioritas tujuan dalam bermasyarakat, Integration yaitu kelangsungan hidup ditentukan oleh bagaimana individu bermasyarakat, dan Latent pattern maintenance yaitu bagaimana individu bisa merawat hubungan sosial agar tetap terjaga, yang kemudian sistem sosial tersebut disebut juga dengan teori cybernetics.

Antonio Gramsci (1891 – 1937)


Gramsci lahir di Ales Sardina Italia, dia mewarisi sepak terjang ayahnya yang aktivis pekerja sehingga membuat ayahnya dipecat dari pekerjaannya karena tuduhan korupsi yang lebih bersifat politis. Gramsci banyak dipengaruhi oleh pemikir seperti Marx, Machiavelli, Croce, dan Lenin.
Teori Gramsci yang terkenal adalah tentang hegemoni, yaitu dominasi kekuasaan suatu kelas sosial atas kelas sosial yang lainnya melalui kepemimpinan intelektual dan moral yang dibantu dengan coercion (penindasan). Konsensus lebih disebabkan kelompok dominan yang secara terus menerus menananmkan ideologi dominannya sehingga yang didominasi kehilangan kesadaran kelas dan tak kritis. Menurut Gramsci pemerintahan yang efektif adalah yang dapat meminimalisir resistensi rakyat. Hegemoni adalah kekuasaan yang diekspresikan melalui jalinan politik, sosial, budaya, dan ekonomi melalui cara-cara persuasi serat melalui mekanisme konsensus. Negara didefinisikan sebagai sumber kekuatan penekan dalam masyarakat sipil yang menempatkan kepemimpinan hegemonik.

Max Weber (1864 – 1905)


Weber lahir di Thuringia Jerman, berasal dari keluarga Protestan kelas atas. Ibunya seorang calvinisme saleh, namun ayahnya adalah seorang kepala keluarga yang diktator sehingga sering terjadi ketidak harmonisan dalam keluarga. Weber kemudian meninggalkan keluarganya menuju keluarga pamannya. Weber menjadi seorang liberal seperti halnya pamannya, dia kemudian menjadi seorang yang jenius, workaholik dan asketik. Weber banyak dipengaruhi ataupun mengkritik tokoh seperti McClelland dan Marx.
Weber dapat digolongkan tokoh fungsionalisme modern. Teori yang dilahirkannya seperti teori tindakan sosial yang dimodifikasi dari teori n ach milik McClelland, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk berprestasi. Mereka masyarakat sosial saling mempengaruhi satu sama lain dengan hubungan yang bersifat logis dan motivasional yang bersifat mendukung secara timbal balik. Interaksi simbolik adalah media hubungan sosial tersebut, ketika hubungan sosial tersebut terjadi ketimpangan maka terjadilah konflik. Salah satu studinya yang terkenal adalah studi tentang agama yang berjudul Etika Protestan dan Spirit Kapitalisme.

Karl Marx (1818 – 1883)


Marx lahir di Trier Rhine Jerman, latar belakang keluarganya adalah Yahudi borjuis. Ketika dia pindah ke Paris Perancis dia berkenalan dengan tokoh pemikir seperti St Simon, Proudhon, dan Blanqui. Dia juga membaca tulisan-tulisan ekonom Inggris seperti Adam Smith dan David Ricardo, Kant, Hegel, Feurbach, hingga Darwin juga menjadi reverensinya. Namun sahabat sejatinya adalah Engels.
Marx dapat digolongkan tokoh fungsionalisme modern. Dia adalah dedengkot teori konflik yang substansinya adalah kehidupan sosial penuh dengan perjuangan kelas antara proletar dan borjuis lewat dialektika materialisme. Marx juga menyoroti tentang alienasi borjuis terhadap proletar sehingga memiskinkan proletar. Marx bersama Engels membentuk liga komunis yang menyarankan revolusi proletar. Kemudian Marx juga menjadi pemikir atheis yang menganggap Tuhan diciptakan oleh budi manusia.

Auguste Comte (1798 – 1857)


Comte lahir di kota Monpellier Perancis, berasal dai latar belakan keluarga kelas menengah. Orang tua Comte adalah pegawai kerajaan yang menganut Katolik, istri Comte adalah bekas pelacur. Meskipun belajar di politeknik dia juga tertarik pada ilmu sosial. Tokoh yang mempengaruhi pemikirannya adalah Saint Simon. Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi (the Founding Father of Sociology).
Comte dapat digolongkan tokoh fungsionalisme klasik. Teori Comte yang terkenal adalah Hukum evolusi tiga tahap, yaitu: 1. Tahap teologis yang identik dengan kekuatan supranatural, fetisisme, animisme, politeisme, monoteisme, agama, Tuhan, dansebagainya, 2. Tahap metafisik yaitu ketika manusia mencoba melakukan abstraksi dengan kekuatan akal budinya, 3. Tahap positivisme yaitu ketika masyarakat mempercayai pengetahuan ilmiah lewat observasi dan pengujian dengan metode empirik. Oleh karena itu Comte kemudian dijuluki sebagai Father of Positivism.

Emile Durkheim (1858 – 1917)


Durkheim lahir di Epinal Perancis, meskipun latar belakang keluarganya adalah rabi Yahudi, dia lebih memilih menjadi Katolik, walaupun di kemudian hari dia memilih agnostic terhadap Katolik. Tokoh yang mempengaruhi pemikirannya adalah seperti Kant, St Simon, dan Comte.
Durkheim dapat digolongkan tokoh pewaris fungsionalisme struktural klasik. Teori Durkheim yang terkenal adalah seperti sistem pembagian kerja melalui spesialisasi atau okupasi. Solidaritas mekanik yang dicirikan dengan masyarakat tradisional, tersegmentasi, kesadaran kolektif, dan hukum represif. Solidaritas organik yang dicirikan dengan masyarakat modern, terdiferensiasi, spesialisasi, dan hukum restitutif. Fakta sosial yaitu sesuatu yang berada di luar individu dapat mempengaruhi individu tersebut, hal tersebut terlihat dalam studinya tentang suicide (bunuh diri) yang terbagi atas: 1. altruis suicide, bunuh diri karena tekanan sosial dari luar, 2. egois suicide, bunuh diri karena ego dari dalam, 3. anomic suicide, bunuh diri karena gangguan jiwa. Durkheim juga menelorkan teori fungsi, dimana keseragaman dan kesadaran moral semua anggota masyarakat itu mustahil, tiap individu berbeda dipengaruhi faktor keturunan, lingkungan fisik dan sosialnya dan memerankan fungsinya masing-masing. Dia mencontohkan jika kejahatan itu perlu (berfungsi) untuk eksistensi hukum.